Betapa hebatnya ketika Tuhan mengatakan bahwa kitalah garam dunia. Ada banyak fungsi garam. Mungkin lebih banyak dari yang kita tahu saat ini. Tetapi pada dasarnya garam itu nyata namun tak berujud nyata. Garam justru sangat nyata pada saat sepertinya dia tidak ada. Ibu-ibu yang memasak tahu betapa garam yang ia bubuhkan pada masakannya sangatlah diharapkan larut dan tak berujud lagi. Kalau masih berujud dan ikut kita makan, pasti kita muntahkan atau kita akan berteriak karena asinnya. Itulah kehidupan Kristen yang sejati, yaitu menjadi garam. Tak ingin berujud - tapi malah justru melarut. Tak ingin tampil berkilau - tetapi mengubah rasa. Dan yang tidak kalah pentingnya takarannya harus pas... Saudara yang terkasih, kalau hari ini kita bukan orang yang menonjol dan tak ada yang mengenal kita bukan berarti kita tidak berguna. Jadilah garam di tempat kita masing-masing... nyata walau sepertinya tidak ada, dan tentu saja...pas...
By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
No comments:
Post a Comment