Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar melalui Affiliate Marketing

Why Abraham's Seed?

Blog ini diberi nama Abraham's Seed "Karena jika kita adalah milik Kristus kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Gal 3:29)

This blog is named with Abraham's Seed because "If you belong to Christ, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise." (Gal 3:29)
Read full story

Sunday, June 28, 2009

Murah Hati dan Kedaulatan-Nya

Mereka yang bekerja 12 jam mendapat upah 1 dinar, dan mereka yang bekerja 1 jam mendapat upah yang sama. Coba renungkan kembali cerita yang Yesus katakan itu. Semua itu dikerjakan Si Tuan itu hanya dengan satu alasan: Karena Ia bermurah hati. Dan saat Ia memutuskan untuk bermurah hati terhadap seseorang, tidak ada yang bisa memprosesnya. Karena bermurah hati itu mutlak dikerjakan dalam kedaulatan-Nya juga.

 

Jadi betapa sentralnya peran Tuhan. Betapa Dia sangat berdaulat untuk menentukan apapun dalam hidup kita. Lalu apa yang bisa dan harus kita perbuat? BERSAHABATLAH!! Karena hanya dengan PERSAHABATAN dengan Dia, kedaulatan-Nya tidak akan jadi sesuatu yang menakutkan. Justru kedaulatan-Nya akan mengalirkan kemurahan dan anugerah yang besar atas hidup kita. Puji Tuhan...

 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Thursday, June 25, 2009

Don't Judge The Book From It's Cover (Susan Boyle)

Bukankah itu adalah habit manusia?


Menilai seseorang dari tampilan luar membuat banyak orang salah langkah dalam kehidupannya. Banyak testi yang menceritakan terkecoh dengan penampilan luar, sehingga ditipu dalam bisnis. Penampilan meyakinkan, dikirain pengusaha beneran, taunya semuanya bohong, dan sejumlah uang pun dilarikan. Ditipu saat memilih pasangan hidup, dikirain pemuda kaya raya, gonta ganti mobil saat ngapel, eh taunya waktu PDKT pinjem mobil yang lagi dititip di showroom. Sudah terlanjur married ....hanya bisa menangisi nasib ...


Sebaliknya, kita kehilangan kesempatan diberkati, saat terkecoh dengan penampilan luar yang biasa-biasa dari seseorang. Saat pengkhotbah yang akan menyampaikan Firman Tuhan bukanlah seseorang yang terkenal, kita nggak membuka hati sepenuhnya, padahal dia punya pengalaman hidup yang luar biasa dengan Tuhan.


Demikian juga bila terpengaruh dengan penampilan luar membuat kehilangan kesempatan mengambil keputusan yang baik.  Dan hampir saja ini terjadi di Britain's Got Talent  episode  11 April 2009 (acara sejenis dengan America 's Got Talent) yang ditayangkan di Inggris. Yang membedakan acara ini dengan American Idol, peserta menampilkan aneka talent, tidak hanya menyanyi, bisa juga dancing, comedy, sulap, dll, dan tidak ada batasan umur. Yang penting special talent.

SHE's an EXTRAORDINARY SINGER!!!
susanboyle
Maksudnya extraordinary disini bukanlah pujian, tapi cemoohan. Karena gambaran seorang penyanyi sangatlah jauh dari penampilan luar SUSAN BOYLE. Teman-teman bisa lihat sendiri, umur yang sudah tua (untuk memulai karir di musik, 47 tahun). Gendut pula, ... lihat saja dagunya yang berlipat.. Diperburuk dengan rambut keriting yang jauh dari gambaran sentuhan hair stylist plus bonus alis yang sangat tebal bagaikan alis Leonid Brezhnev, mantan Presiden Uni Sovyet. Dan lengkap sudah gambaran 'ugly' dengan penampilan baju yang sangat out of fashion. Dan Susan Boyle dengan berani  mendaftarkan dirinya sebagai peserta Britain 's Got Talent. Mungkin mayoritas orang akan berteriak "gila.... PD banget... udah ngaca belum?.... Tahu diri dikit 'napa sih??? Bikin capek juri aja"

 

 


susanboyle (2)
Dengan kepala tegak Susan melangkah ke stage, dan siap untuk ditanya-tanya juri. OMG !!... menjawab pertanyaan juri aja nggak lancar. Simon Cowell (juri yang paling killer) bertanya "Berapa umurmu?" Jawaban "47 tahun" membuat seluruh penonton yang hadir bergumam "ooooohh....".
Dan tayangan televisi menunjukkan betapa hampir semua orang di ruangan itu sinis dan mencibir kepadanya. Termasuk ke 3 juri, yang sepertinya berniat mendengarkan Susan bernyanyi dengan setengah hati. Everybody judge Susan by her performance.
SHE HAS A DREAM !!!


susanboyle (3)
Susan menyanyikan "I DREAMED A DREAM" dari Les Miserables.
Begitu intro musik yang bak orkestra mengalun.... Susan mulai membuka mulutnya..


"I dreamed a dream in time gone by
When hope was high and life worth living
I dreamed that love would never die
I dreamed that God would be forgiving
.....
I had a dream my life would be
So different from the hell I'm living
So different now from what it seemed
Now life has killed the dream I dreamed"

Tiba-tiba seisi ruangan terdiam. Terkesima. Terpukau. Tanpa kecuali. Penonton dan ke 3 juri hanya bisa mengangakan mulutnya. Ternyata dibalik penampilan luar Susan yang 'buruk' tersimpan vocal yang luar biasa bening dan indah. Senyuman yang mencibir berganti menjadi mulut yang terbuka karena  terperanjat. Speechless. Oh my God.... oh my God... it's so beautiful.

Susan menuai standing ovation tidak hanya dari penonton yang tadinya sinis kepadanya, tapi juga dari ke 3 juri yang sulit untuk ditaklukkan dengan a so-so talent. Ketika dievaluasi oleh juri, Piers Morgan berkata bahwa penampilan Susan Boyle adalah kejutan terbesar yang pernah dialaminya dalam talent show ini.
susanboyle (4)
Amanda Holden, .... sepanjang lagu dinyanyikan hanya bisa mengangkat tangan dan melongo, dengan jujur berterus terang bahwa dia juga termausk orang yang sinis terhadap kemampuan Susan. Dan kini Amanda berkata "it's a complete privilege" dapat menyaksikan Susan bernyanyi di acara talent show ini.

 

 


susanboyle (5)
Simon Cowell yang sangat jarang memuji (teman-teman pasti sudah familiar dengan komentar-komentar pedasnya di American Idol) mengakui bahwa ucapannya di awal sebelum Susan menyanyi adalah benar. Susan memang extraordinary. Susan sungguh luarbiasa. Tapi bukan luarbiasa buruknya, melainkan luar biasa baiknya. Hmmm... pinter ngeles juga yah si Simon..
And Susan got 3  biggest YES !!!  from all the judges. Dan dapat melanjutkan perjuangannya ke babak berikutnya.
SHE GOT BIG HIT ON YOUTUBE !!!


susanboyle (6)
Ketika menyaksikan klip Susan di YouTube, sepanjang lagu bulu kuduk saya berdiri, dan di ujung lagunya, saya lupa kalau saya sedang berada di depan laptop, ... saya bertepuk tangan untuk Susan, dan saya juga mau standing ovation untuknya. Sungguh loh... menyaksikan Susan bernyanyi dari awal sampai akhir membuat hati saya berdebar dan berkobar. God... she's really amazing.


Pasti ada sesuatu yang istimewa tentang Susan, menghasilkan penampilan yang sangat spektakuler dan  membuat orang lupa akan penampilan luarnya yang sangatlah tidak istimewa. Bahkan seorang Demi Moore pun menangis  melihatnya di YouTube. Seminggu sebelum penampilannya, Susan hanya seorang yang tidak terkenal dan tidak punya pekerjaan, tinggal sendirian di pedesaan kecil di Scotland, ditemani kucingnya Pebbles. Dan sekarang? Bak seorang superstar yang sanggup membuat Demi Moore sampai berkata bahwa ia adalah salah seorang fans terbesar Susan.

Ingin tahu fenomena yang lebih dahsyat lagi? Kecanggihan teknologi membuat klip Susan disaksikan orang sejagad raya. 48 jam setelah penampilannya, sudah 4 juta orang yang menyaksikannya di YouTube. Dan ketika saya melihatnya, saya tercatat sebagai orang yang mendekati angka ke 18 juta yang menyaksikannya. Dan sekarang dikatakan sudah hampir 100 juta orang menontonnya di YouTube. Bandingkan dengan 18 juta orang yang menonton victory speech Obama di hari inaugurasinya. Bukankah ini sangat fenomenal? Semua orang dengan rajin menshare video ini ke teman-teman mereka di jejaring dunia maya. Dan lihatlah di bagian comment mereka, betapa banyak orang yang beroleh pengharapan lewat penampilan Susan.

Impossible is nothing.
Saya merenungkan kembali. Mungkin banyak orang bisa bernyanyi lebih baik dari Susan (saya amati di bagian akhir, suaranya agak goyang, kurang perfect), lebih muda, lebih menarik, tapi belum tentu menghasilkan fenomena seperti Susan. Dalam Tuhan kita mengenal 'apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai'. Saya berpikir keras, apa yang Susan tabur dalam hidupnya sehingga dia menuai hasil yang sangat luarbiasa dalam hidupnya ? God.... saya harus tulis sesuatu tentang Susan. Dan saya pun menggoogle semua informasi tentang Susan.

Tampilan di layar TV saat ia menyanyi adalah: "SUSAN BOYLE" unemployed, 47 years
Itu kalau kita menjudge buku dari sampul luarnya. Tapi bila kita membacanya dulu, baru memberikan penilaian?

INI YANG SAYA BACA DARI "BUKU KEHIDUPAN" SUSAN.
* Susan adalah seorang pengangguran, dan berumur tidak muda lagi. Dia adalah seorang churchgoer yang taat, dan melayani sebagai volunteer di gerejanya. Banyak orang yang melihat dia sebagai pengangguran, tapi saya percaya seorang yang bekerja sukarela melayani Tuhan di rumah Tuhan, di mata Tuhan bukanlah seorang pengangguran. Dan Tuhan berjanji tidak pernah menahan upah dari orang yang layak menerimanya.

"Mereka akan menjadi milik kesayanganKu sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia." (Maleakhi 3:17)

Dari dulu Susan bermimpi menjadi seorang penyanyi profesional, tetapi ia tidak dapat mewujudkannya. Terjadi penundaan. Kenapa? Karena ia mendedikasikan hidupnya untuk merawat ibunya yang sudah tua. Sehingga ia hanya bisa membatasi penampilan menyanyinya hanya di gereja sebagai anggota choir, dan di karaoke. Padahal menurut saya itu budaya yang tidak lazim di dunia Barat yang sangat individual, yang biasa mengirim orang tua mereka yang sudah lanjut usia ke panti jompo. Saya percaya Susan mengebelakangkan keinginannya menjadi penyanyi profesional yang didambakannya karena mengasihi dan ingin berbakti kepada orang tuanya.. Firman Tuhan berkata, "Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu lebih buruk dari orang yang tidak beriman." (1 Timotius 5:8)

Susan mengikuti talent show ini karena ingin memenuhi pesan & harapan ibunya yang meninggal 2 tahun yang lalu. Ibunya, Bridget, ingin Susan melakukan sesuatu dalam hidupnya. Susan memenuhi pesan ibunya karena ia menghormatinya. "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu." (Keluaran 20:12)

Tuhan tidak pernah berhutang kepada orang yang melakukan kebenaran firmanNya. Dan itu terbukti kan ? Susan sendiri tidak pernah menyesal dengan apa yang dilakukannya sebelumnya dalam hidupnya, walaupun ia mengalami penundaan puluhan tahun. Susan percaya bahwa umurnya yang sudah matang dan pengalaman hidupnya adalah assetnya yang terbesar. Semua yang sudah dia lalui dalam hidupnya memberikan iman dalam kemampuannya. Dan ia berkata “I think I am ready for it.”

Saat ia ready, dan bernyanyi di Britain 's Got Talent, sebenarnya Susan sedang MENYANYIKAN KEHIDUPANNYA. "I dreamed a dream" adalah nyanyian tentang mimpi-mimpinya yang tertunda  dan harapan-harapannya. . Itu yang menyebabkan penampilannya saat itu berbeda dari yang lain. Memukau semua orang dalam ruangan itu, dan memukau setiap orang yang menyaksikan videonya, termasuk saya.

You see.... apa yang Susan tabur itu yang Susan tuai. Di balik kemuliaan besar yang dia terima sekarang pasti ada penderitaan besar sebelumnya. (Sanggupkah teman-teman membayangkan seseorang yang unknown before mendadak 5x lebih populer dibanding Presiden Obama di YouTube dalam tempo seketika? Dan kelipatan ini kemungkinan akan semakin bertambah.)

Seperti yang Susan katakan, apa yang dia alami dalam hidupnya, segala penderitaan dan penundaan membuat imannya semakin bertambah. Dan Tuhan yang besar memang sanggup mewujudkan mimpinya,yang bagi orang lain adalah impossible. Terbiasa dicemooh sejak masa kecil, (bahkan sampai menjelang menyanyi I Dreamed A Dream di pentas Britain's Got Talent dia masih mengalaminya) , tidak mengurungkan niatnya untuk mewujudkan mimpinya.

Bahkan baru-baru ini terungkap, 2 bulan yang lalu, bulan February 2009, Susan ditolak oleh pimpinan choir Cantilena Choir di Livingston, saat ia ingin bergabung. Saat ini sang pemimpin choir hanya bisa berkata, "It was a shock when I saw her on the television.

HE HAS MADE EVERYTHING BEAUTIFUL IN HIS TIME
susanboyle (7)
Semuanya memang indah pada waktuNya. Kalau Susan diterima di choir tersebut, mungkin Susan tidak akan pernah menjadi fenomena yang menginspirasi banyak orang. Dua bulan lalu mungkin Susan masih bersedih karena penolakan itu, tetapi sekarang hidupnya bak selebriti. Rumahnya tidak pernah sepi dari fans dan media televisi yang seperti berlomba untuk mewawancarainya.


When the time comes, tidak ada satupun yang bisa menghalanginya. Banyak orang termasuk saya yang dikuatkan melalui kesaksian ini. Dan pengenalan saya akan Tuhan juga semakin bertambah melalui kejadian yang tidak biasa ini. Besar harapan saya, teman-teman yang sedang mengalami penundaan, yang sedang merasa mimpinya tidak bisa diwujudkan lagi, kembali bangkit dan berharap lagi.


We'll wait until the time comes ....
Kalau Susan Boyle bisa.... kita juga bisa. Amen.
All Blessings,
link to video in youtube
http://www.youtube. com/watch? v=RxPZh4AnWyk

Monday, June 22, 2009

Persembahan

Seorang ibu muda datang kepada saya, sambil membawa persembahan untuk Tuhan. Dia berkata, "Pak... inilah yang saya yakini. Bagaimana sikap hati saya terhadap tiap persembahan yang saya bawa ke Tuhan, seberapa pun besar pengorbanan lewat persembahan saya dan melalui siapa saya taruh persembahan dan korban saya akan menentukan siapa saya di hadapan Tuhan dan akan jadi apa saya kelak di hadapan Tuhan." Wow sebuah pernyataan yang kuat sekali. Dan saya setuju sekali. Paling tidak, tidak banyak orang kristen yang mengerti dan memiliki kedalaman berpikir seperti itu.

 

Tetapi sesungguhnya dari korban yang kita berikan, menentukan banget siapa kita dan akan jadi apa kelak kita.

 

Kain dan Habel adalah contoh yang paling gamblang dari semua tadi. Jadi, mulailah memberi dengan sikap, jenis dan cara yang berkenan di hadapan-Nya.

Haleluya...

 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Friday, June 19, 2009

How You Can Harvest More Blessings

You know how old I am?

Here’s a hint: My first computer monitor wasn’t black and white. It was green.

And the only real popular computer game in my time? Pacman. It was a green round character with a big mouth that ate everything in sight. Like greedy politicians of the Philippines.

If your dictionary was published before 1980, throw it away. Thanks to the computer, the English vocabulary has radically changed.

When I was young, a mouse was a furry animal.

A mouse pad was the house of a furry animal.

A virus caused the flu.

A bug was an insect.

A hard drive was a difficult journey.

An apple was a fruit.

And windows were rectangular holes on the wall.

My friend (whose name I won’t divulge because it’ll be hazardous to my health) has been frozen in time when it comes to computers. She refuses to learn. One day, her boss enters her office and says, “I need new Windows for the office.” He was referring to the computer’s Operating System, but she didn’t have the foggiest idea what he was talking about. Being the bubbly girl that she was, she said, “Cool! Interior design is my specialty.”

 

What is an Operating System? It’s the system that operates the computer. (Man, I’m bright.) Okay, let me try that one more time. The Operating System is the most basic program of your computer. Your various applications—Word, Excel, and Powerpoint—sit atop the Operating System or OS.

Why am I giving you a lecture on computers?

To make a very important announcement.

Friends, I’ve just discovered the Operating System of the universe.

It Answers The Mystery

How did I come to this discovery?

I like to ask a lot.

I’ve always wondered why some people are successful and others are failures. I’ve wondered why some people are happy and others unhappy. I’ve wondered why some people have loving families and others have broken families.

What determines success and failure?

I’ve now come to the conclusion that it’s how we relate to the OS of the universe.

The Operating System of the universe is the Law that governs all of reality. Success and failure hang on this one Law. Follow this Law and you’ll succeed. Disregard the Law and you’ll fail.

So what is the OS of the universe?

Luck

Some people think luck is the OS of the universe.

If good things happen to you, you’re lucky.

If bad things happen to you, you’re unlucky.

So to be successful, just be lucky!

I remember the husband who told his wife, “Sweetheart, when I had a big trial, you were there beside me. When I lost my job, you were there beside me. When I got sick, you were there beside me. When I lost all my wealth, you were there beside me…” His wife was about to cry, so touched was she by his words. And then he said, “I’ve come to realize that you bring me bad luck.”

People who believe that luck is the OS of the universe will wear amulets. They will also knock on wood, follow their horoscope, hang mirrors on their homes, and kill a rabbit and bring along his foot. (I can assure you that rabbit wasn’t lucky at all.)

Luck says that your life is based on how the stars are arranged.

My friend and I were going to have lunch one day. But early in the morning, she called me and said, “I can’t meet with you today, Bo.”

“Why?”

She said, “My horoscope says I can’t leave the house. It says I may have an accident today.”

“I have a suggestion,” I said. “Buy another magazine where your horoscope says you can get out of your house!”

I don’t like my life being controlled by the arrangement of the stars. Because that means my life is totally out of my control.

Because the last time I checked, I can’t seem to control those stars. They’re a bazillion miles away and they’re also bigger than me. Goodness, I can’t even control my kids who are only 2 feet away—and much smaller than me!

I added, “You shouldn’t be superstitious.”

“Why?” she asked.

“It’s bad luck.”

God

Some believe that the Operating System of the entire universe is a capricious, self-centered, immature, insecure God.

They don’t call him by that description, but that’s who their God is. He is a Divine Being who sits on the throne, looking for people to reward because they adore him—or looking for people to punish because they forget him.

So to succeed in life, all you have to do is make this capricious God happy. Don’t anger him. And perhaps, He’ll throw some rewards in your direction.

Plu-eeeeese.  

That’s not my God. That sounds more like the Volcano God in the movie Kingkong. Whenever the volcano rumbled and spewed more smoke then usual, these primitive people imagined their god was angry. To appease him, they would choose a poor guy among them, tie him up, and throw him through the boiling mouth of their volcano god, hoping that this human sacrifice will pay for their sins.

Why would you want to worship such a tyrannical God?

If the OS of the universe isn’t lady luck or a self-centered God, what is it then?

To Be Successful,

Follow the Operating System

Friends, I don’t believe in luck.

I believe in blessing.

Luck is based on chance.

Blessing is100% sure!

What people define as luck, I define as getting ready to be blessed.

My belief is simple: When the soul is ready, the blessing will appear.

Are you ready for the truth? Right now, you’re swimming in an ocean of blessings. You don’t see this ocean, but it’s there all around you.

If you lack blessings, it simply means you lack readiness to receive the blessings. There’s no shortage of blessings. There’s only a shortage of your readiness.

The key? Get ready.

How? By planting seeds.

Let me now tell you the Operating System of the Universe.

Friends, the Operating System of the universe is the Law of the Harvest.

This is what governs the world.

And this is what governs your life.

The Law of the Harvest states:

What you plant, you harvest.  What you don’t plant, you don’t harvest. The more you plant, the more you harvest. The less you plant, the less you harvest.

If you plant mango, you get mangoes.

If you plant bananas, you get bananas.

And if you plant love, you harvest love.

If you plant hatred, you harvest hatred too.

Experiment

Try this out tomorrow.

Put a permanent smile on your face and greet everyone you see. Smile at people walking on the streets. Give a cheery “Good Morning!” to the security guard, the janitor, the messenger in the office. And give hugs to the staff in your office.

Though a few would wander if you’ve taken shabu for breakfast, I can assure you that you’ll receive more smiles than you’ve ever received before.

That’s just how the universe works.

Make a decision now to plant today what you want to harvest tomorrow. Or next week. Or next month. Or next year. Or 10 years from now.

Do you want to more joy?

Give joy to others. Face it. The happiest people in the world are those who’ve planted the most seeds of happiness to others.

I can share with you an example in my life…

Why Am I So Blessed With A Loving Family?

I’ve got a great family life.

Why? Because for the past 10 years now, I’ve been planting seeds of love into my family. I spend time with the boys. I play with them everyday. In fact, they know my policy that at anytime, my home office is always open to them if they want to play with Daddy.

Everyday, I bike with Francis. Each week, I have a one-to-one breakfast with Benedict. Each week, I have a romantic date with my wife. In fact, this past week, despite being away to Davao and Cebu for a couple of days, I still was able to grab two romantic dates with my wife. (I can’t get enough of her.)

I’ve planted all these seeds of love, and I’m now harvesting!

If you want to harvest love, you have to plant seeds of love.

By the way, do you want more money?

How To Harvest More Money

If you want more money, plant value.

Remember: Money is nothing else but a symbol of value. So the surest way to increase your income is to increase your value—and give that value to others.

My friends own a chain of restaurants in Metro Manila named Trinity.

Visit them in Mall of Asia and you’ll see that they’re always jampacked. How come? Go ahead. Try their food. I recommend Sinigang sa Miso. But before going in, write your name in a small card and put it in your pocket. Because when you start sipping the soup, I promise you that it’s so good that you’ll forget your name. Thus, the card in your pocket. My friends are giving you incredible value.

My other friends own In My Womb Prenatal Ultrasound Clinics.

They too are prospering because they want to serve the customers.

First, they took the ultrasound out of hospitals and into malls. Pregnant women don’t like going to hospitals for their ultrasound. Because they’re not sick and don’t want to be around sick people. Second, the clinics are such a lovely, family-friendly, attractive place. While a doctor is doing your ultrasound, your family can watch your baby’s prenatal videos because they placed a wide-screen, TV set on the wall.   Third, only OB-Gynecologists work on each pregnant woman—not their staff or assistants. That means you get the ultrasound interpreted to you as its being done.

Do you now understand? The wealthiest person (minus Drug Lords, etc.) is the one who can give the most value to the most number of people.

Anyone who has a lot of money but not a lot of value will soon loose all that money. Take a look at LOTTO winners. According to the US Certified Financial Planner Board of Standards, Inc, nearly one-third of LOTTO winners become bankrupt within five years of their winning.   Just five years and the money flies away. Why? Because money symbolizes value, and if there’s no value behind the symbol, it won’t last.

Let me close with one last story.

What You Give, You Receive

In Sagada, we visited the Echo Valley.

Standing on the edge of the cliff, I told my 4-year old boy, “Okay son, shout I love you as loud as you can!” So Francis hollered, “I love youuuuu!”

It was a delight to see the surprise on his face when he heard his high-pitched voice bounce back… “I love you, I love you, I love you…”

Being the killjoy that I was, I took him aside and gave him a 2-minute lecture on life.  “Francis,” I said, “life works the same way. The entire universe is a giant Echo Valley. What you give to life, you’ll receive back a hundredfold. Imagine if you said I hate you. You would have heard, I hate you, I hate you, I hate you… Hatred will return to you many times over too. Remember: Whatever you give to the universe, you’ll receive it multiplied.”

“Okay Daddy,” he nodded, “the universe is a giant Echo Valley.”

Of course, that was his polite way of getting rid of me.

As I watched my little boy holler more I love you’s to the universe—and receiving it back—I realized how simple God created the world.

Friend, what do you want to harvest in your future?

Plant it today.

 

May your dreams come true,

 

Bo Sanchez

Thursday, June 18, 2009

Gelang Mutiara

"Mom, pliiiis.. beliin donk," kata seorang anak kecil kepada ibunya saat melihat gelang mutiara di stand aksesoris. Ibunya bertanya kepada wanita yang menjaga toko berapa harga gelang imitasi yang lucu itu. "Dua puluh ribu bu, import dari Korea," sahutnya. Sang ibu berpaling lagi kepada si kecil manis yang sedang memandangnya dengan penuh harapan. "Ok sayang, minggu depan kan birthday kamu. Kalau kamu jadi anak yang baik, taat dan cepat bobo malam, nanti Mama beliin ya."


Beberapa hari kemudian, pada hari ulang tahunnya yang ke-enam, dia dapat kado yang dinanti-nantikan itu, gelang mutiara! Dia sangat suka pada gelangnya itu. Dia memakainya dimana-mana, di Gereja, di sekolah, bahkan di tempat tidurnya juga. Hanya pada saat dia sedang bermain baru dia melepas gelangnya itu. Mamanya bilang jika kena keringat gelangnya bisa berganti warna.

 

Dia mempunyai ayah yang baik sekali. Setiap malam sebelum si kecil tidur, pasti ayahnya datang ke kamarnya dan membacakan buku cerita untuknya. Suatu malam setelah selesai satu cerita, Ayahnya bertanya, "Nak, sayang nggak sama Daddy?". "Oh tentu saja, aku sayang Daddy".  "Kalau begitu berikan kepada Daddy gelang mutiara kamu ya". "Hmm...  jangan gelang saya Dad", kata si kecil sambil tersenyum, "tapi kalau Daddy mau, bisa ambil boneka saya yang bisa nyanyi itu". "Ngga apa-apa, nak," kata sang ayah, "Daddy sayang kamu. Goodnight". Kemudian dia mencium anaknya..

 

Seminggu kemudian, setelah membaca buku cerita, dia bertanya lagi kepada si kecil, "Nak, sayang ngga sama Daddy?". "Oh tentu saja, aku sayang Daddy" "Kalau begitu berikan kepada Daddy gelang mutiara kamu ya". "Hmm... jangan gelang saya Dad", kata si kecil sambil tersenyum, "ambil saja boneka Barbie kesukaan saya Dad".  "Ngga apa-apa, sayangku,"kata ayahnya, "tidur baik-baik ya. Tuhan sayang kamu dan Daddy juga".  Dan seperti biasa dia mencium anaknya.

Suatu malam, pada saat ayahnya masuk kamar, dia menemukan si kecil sedang duduk di tempat tidur dan sepertinya sedang menangis. "Ada apa sayang?" tanyanya kepada anak tercinta yang tidak mengatakan apa-apa tetapi langsung mengulurkan tangan kepada ayahnya.


Saat membuka tangannya itu, ternyata dia sedang memegang gelang kesayangannya.

 

"Daddy, ini untuk Daddy" Airmatanya berlinang, sang ayah menerima gelang murahan itu dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain Ayahnya mengambil sebuah kotak kecil dari sakunya yang berisi gelang mutiara yang asli dan memberikannya kepada si kecil !!!

Ternyata selama ini sang ayah sudah menyimpannya. Dia hanya menunggu saat si kecil sudah rela menyerahkan gelang mutiara aksesori yg palsu itu supaya dia bisa memberikan gelang mutiara yang asli.

 

Sama juga dengan Allah Bapa kita. Dia menunggu saat kita rela menyerahkan kepada-Nya apapun yang murahan dan tak berguna di dalam hidup kita supaya Dia bisa memberikan harta yang benar-benar indah dan berharga! Tuhan sungguh baik, bukan?

Apakah anda masih berpegang erat pada sesuatu yang jelas Tuhan ingin anda lepaskan ? Mungkinkah kamu masih berpegang pada sesuatu yang tidak benar, kebiasaan-kebiasaan buruk atau cara hidup yang jauh dari Tuhan dan amat sangat susah meninggalkannya?

 

Memang apa yang ada di dalam tangan Tuhan kamu tidak mengetahui, namun percayalah.... DIA tak akan pernah mengambil apapun daripadamu tanpa menggantikannya dengan sesuatu yang jauh lebih indah dan berharga.

Monday, June 15, 2009

Menghakimi

"Kamu yang menghakimi saudari-saudarimu, tanggunglah aibmu juga..."

Yehezkiel 16:52 (NIV)

Ada yang pernah berkata pada saya begini, "Orang yang suka menghakimi orang lain dengan keras dan antusias, sebenarnya justru memiliki 'sesuatu' yang tersembunyi, yang aib, yang dia coba tutupi." Setelah membaca ayat di atas, saya teringat kembali kata-kata orang tersebut. Nampaknya kesimpulan itu bisa dibenarkan.

 

Orang yang mentertawakan orang lain, sebenarnya juga ada bagian dari hidupnya yang bisa jadi bahan tertawaan..

Orang yang menindas orang lain, sebenarnya juga ada alasan untuk ditindas oleh orang lain. Orang yang suka membuka aib orang lain, pada akhirnya ternyata dirinya sendiri punya aib. Yang paling indah tentunya: jangan menghakimi...

 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Sunday, June 14, 2009

Sebuah Pensil

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

 

"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,

 

"Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai." "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.

 

Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

 

"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya" .

 

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

 

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar"..

 

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".

 

"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".

 

by : Paulo Coelho

Tuesday, June 09, 2009

Surga Terbuka

Adalah judul dari buku yang luar biasa menceritakan tentang penglihatan seorang anak kecil bernama Joseph, yang dialaminya 17 tahun yang lalu. Buku yang sudah lama ingin diterbitkan namun belum berhasil juga, hingga akhirnya pada tanggal 31 Mei 2009 yang lalu berhasil diluncurkan. Peluncuran buku biasanya diikuti dengan penjualan buku dalam jumlah yang sangat besar, namun peluncuran buku yang satu ini benar-benar berbeda, saya pikir ini untuk yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia (menurut saya layak masuk ke MURI). Bayangkan saja peluncuran buku ini diikuti dengan pembagian buku tersebut secara GRATIS TIIISSSS TISSSS.. (Saking semangatnya.. hehehe). Dan ternyata memang tujuan dari peluncuran buku ini semata-mata hanya untuk memberkati semua orang, semua kalangan, semua anak-anak Tuhan untuk berjaga-jaga di waktu yang sudah sangat singkat ini, jadi buku ini diluncurkan untuk dibagikan secara gratis ke semua orang. AWESOME...

 

Saya ceritakan sedikit kejadian, pengalaman dan usaha dari orang tua anak tersebut untuk menerbitkan buku ini. Seperti yang sudah saya tulis tadi, pengalaman ini terjadi 17 tahun yang lalu, pada waktu Joseph berumur 11 tahun. Jadi saat ini Joseph sudah berumur 28 tahun. Benar-benar perjuangan yang lama bagi orang tua Joseph untuk menerbitkan buku tersebut. Selalu ada saja halangan ketika proses penerbitan buku ini. Ketika sedang mengedit script di komputer, tiba-tiba komputer bisa menjadi lambat sekali, padahal file scriptnya hanya berukuran beberapa ratus kilobytes. Pada saat akan mengeprint, printer tidak bisa jalan, anehnya ketika mengeprint file yang lain bisa lancar tanpa ada masalah. Hal ini terus berlangsung hingga akhirnya ketika Ibu Joseph menghadiri kebaktian, ia mendengar Tuhan berkata, "Segera selesaikan tugasmu." Ketika mendengar suara itu dia langsung mengerti bahwa tugas yang dimaksud adalah menyelesaikan buku tersebut. Setelah kebaktian Ibu Joseph menemui Bp. Petrus Agung Purnomo dan menceritakan pergumulannya serta menyerahkan script tentang pengalaman anaknya. Setelah menerima script tersebut Bp. Petrus kembali ke kamar hotel dan beliau merasakan dalam rohnya bahwa Iblis marah besar dan berteriak "KERJAAAAAAAAA" memerintahkan segenap bawahannya untuk bekerja dengan maksimal di waktu yang tersisa ini.

 

Setelah tiba di Semarang Bp. Petrus menceritakan hal ini ke jemaat pada saat kotbah, selesai kotbah ada jemaat yang mengirimkan SMS, "Pak, saya mau menabur agar semua anak-anak youth di kebaktian sabtu mendapatkan buku tersebut GRATIS." Luar biasa, ada orang yang bermurah hati menabur agar youth di gereja bisa mendapatkan buku tersebut gratis. Dan ternyata mujizat tidak sampai di situ, besoknya ada jemaat lain yang mempunyai usaha percetakkan menawarkan untuk mencetak buku tersebut gratis dan terus makin banyak orang yang ingin menabur agar banyak orang yang bisa mendapatkan buku tersebut secara gratis. Hingga akhirnya dana yang terkumpul bisa mencetakkan sebanyak 70.000 buku, yang akan dibagikan secara gratis. AMAZING...

 

Selanjutnya Bp. Petrus memberikan script tersebut ke seorang anak Tuhan yang akan mengedit script tersebut. Dan anak Tuhan tersebut juga mengalami hal yang sama, ketika mengedit script tersebut laptopnya tiba-tiba menjadi lemot. Pernah suatu kali ketika dia membuka file script tersebut untuk diedit, tiba-tiba tidak bisa dibuka, anehnya untuk membuka file yang lain bisa. Kemudian dia iseng mengganti nama file tersebut yang sebelumnya "Surga Terbuka" diganti dengan "Darah Yesus Menguduskan", dan ternyata bisa dibuka. Hal ini terjadi berulang-ulang kali.

 

Dari kejadian-kejadian ini kita bisa tarik kesimpulan bahwa isi dari buku ini benar-benar penting, dan Iblis tidak mau anak-anak Tuhan mendapatkan pesan yang Tuhan ingin sampaikan lewat buku ini. Tapi Iblis tidak bisa menghentikan peluncuran buku ini.. Puji Tuhan.. Bukan suatu kebetulan beberapa hari yang lalu saya mendapatkan e-book "Surga Terbuka" ini dari teman saya dan saya sangat bersemangat untuk membagikan e-book ini ke semua orang yang ingin mengetahui seperti apa itu Surga, Neraka dan apa yang akan terjadi pada masa Antikristus. Jadi buruan download e-book ini dan baca and GET READY JESUS IS COMING!!!

 

Link untuk download : Surga Terbuka

Yang Dahulu

"Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa, Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan."

Ratapan 1:1

Ayat di atas begitu menyedihkan dan memilukan. Tetapi bisa juga jadi peringatan buat kita semua. Bahwa kejayaan, kekayaan dan semua kehebatan tidak abadi.

 

Demikian juga dengan semua yang ada pada kita saat ini. Hidup kekristenan, sebenarnya progresif dan tidak pernah mandeg. Berhenti sesaat akan membuat kita tertinggal di belakang. Dan akan menyakitkan sekali kalau kita harus berkata, "Dulu aku melayani.. dulu aku banyak memberi.. dulu aku cinta Yesus.. dulu aku diberkati.. dulu aku jadi berkat.. dulu.. dulu.." Jangan hidup dengan masa lampau atau menoleh ke masa lampau terus. Tataplah masa depan dan tapakilah kehidupan yang dinamis, makin kuat cinta ke Yesus dan makin on fire bagi Dia.

 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Sunday, June 07, 2009

Toko Grosir Surga

Suatu hari dalam perjalanan hidup saya, saya  melihat sebuah papan bertuliskan, "Toko  Grosir Surga".


Ketika saya berjalan dan hendak masuk ke toko itu,  pintu segera terbuka dengan begitu lebar.

 

Sementara saya berdiri dalam kebingungan ketika  berada dalam toko tersebut, saya melihat banyak malaikat yang berdiri dimana-mana. Salah satu dari mereka memberikan keranjang belanja kepada saya sambil berkata, "Anakku, berbelanjalah dan pilih apa saja yang engkau mau, semua kebutuhan orang Kristen tersedia di toko ini dan jika engkau tidak bisa membawa semua  belanjaan mu, engkau boleh kembali lagi kesini."


Pertama-tama saya mengambil KESABARAN dan KASIH, karena keduanya berada di rak yang sama. Dibawah rak itu saya melihat PENGERTIAN dan saya pun  mengambilnya. "Kau selalu memerlukannya  dimanapun kau pergi,"kata malaikat yang ada di depan saya.


Saya mengambil 2 kotak KEBIJAKSANAAN dan sekantong IMAN. Saya juga tidak melupakan ROH KUDUS karena itu terletak di setiap tempat di dalam toko  itu.


Saya berhenti sejenak untuk mengambil sebungkus  KEKUATAN dan KETEGUHAN  HATI untuk menolong dan memampukan saya melalui perjuangan hidup ini. Meskipun keranjang saya sudah penuh, tetapi saya teringat bahwa  saya membutuhkan ANUGERAH.


Saya juga tidak melupakan KESELAMATAN karena saya tahu itu merupakan barang yang gratis di toko tersebut. Saya mengambil lebih, agar bisa membagikannya kepada orang lain yang membutuhkannya. Saya berpikir, "ini kancuma-cuma."

 

Keranjang  saya kini benar-benar penuh dan saya berjalan ke kasir untuk membayar  belanjaan. Saya berpikir, "Dengan  semua yang saya beli, saya pasti bisa menyenangkan Tuhan saya."


Di depan kasir saya melihat DOA dan tanpa  menunggu lebih lama saya segera mengambilnya karena saya tahu tanpa DOA saya akan segera jatuh dalam pencobaan.


DAMAIdan  SUKACITA adalah  dua hal penting yang hampir saya lupakan. Saya segera mengambil satu keranjang kecil untuk keduanya dan untuk NYANYIAN  PUJIAN.


Pada akhirnya saya berkata kepada malaikat, "Sekarang berapa yang harus saya  bayar?"


Ia hanya tersenyum dan berkata, "Kamu tinggal membawanya  saja."


Sekali lagi saya bertanya dalam kebingungan, "Sungguh, berapa harga semua ini?"

 

Ia tersenyum dan berkata, "Anakku, bertahun-tahun yang lalu Yesus telah mambayar semuanya untuk  mu."


Aku terharu, aliran-aliran bening membanjiri  mataku. Di dalam Iman semuanya sudah tersedia bagi kita yang percaya kepada YESUS. Kita tinggal mengambilnya kapan dan berapa banyak  yang kita mau. Alkitab berkata bahwa Ia datang  supaya kita memiliki hidup dan mempunyainya dalam segala  kelimpahan. DIA  menjadi miskin agar kita kaya dalam segala  hal.

 

Saat ini "Toko  Grosir Sorga"masih terbuka, dan YESUS  mengharapkan agar kita semua datang dan menikmati hasil dari pengorbananNYA.

Tuesday, June 02, 2009

Yang Sulung

Yesus disebut sebagai yang sulung, sebab segala sesuatu dimulai oleh Dia. Sebelum Dia belum ada apa pun seperti yang dilakukan-Nya... dengan kata lain Dia adalah pionir, yang memulai... dan sebenarnya itulah panggilan kita. Tuhan panggil kita untuk berani menjadi orang pertama dalam segala apapun yang disebut kebajikan dan perkenan Tuhan. Berlomba untuk menjadi yang pertama dalam apa pun yang Tuhan suka, itu akan menggetarkan hati-Nya. Bukankah Alkitab juga mngajar kita untuk saling mendahului dalam memberi hormat? Jadilah yang pertama dalam kebaikan dan bukan dalam hal kejahatan.

 

Jadilah yang pertama dalam pengorbanan dan bukan ego. Jadilah yang pertama dalam hal ketaatan dan bukan dalam pemberontakan. Jadilah yang pertama dalam memberi dan bukan merampas. Jadilah yang pertama, jadilah yang sulung... Haleluya.

 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Monday, June 01, 2009

Bahagia


John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.

 

Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan ? (Kalau satu arah mah namanya khotbah.)

 

Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"

 

Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."

 

Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi,"John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui!

 

Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia.."

 

Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"

 

"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."

 

Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.

 

Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.

 

Contohnya rasul Paulus. Ketika itu rasul Paulus sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi coba lihat surat-suratnya.. Apakah berisi keluh kesah? Justru sebaliknya! Sebagian besar surat-surat Paulus justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul Paulus bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya mungkin merupakan alasan ia tidak bahagia, namun ia bahagia.

 

Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.

Your Opinion

Nama:
Alamat Email:
Pendapat Anda tentang blog ini:

create form
lowongan kerja di rumah