Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar melalui Affiliate Marketing

Why Abraham's Seed?

Blog ini diberi nama Abraham's Seed "Karena jika kita adalah milik Kristus kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Gal 3:29)

This blog is named with Abraham's Seed because "If you belong to Christ, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise." (Gal 3:29)
Read full story

Wednesday, April 14, 2010

GiVe only the BeSt !!!‎

Suatu malam ada pria tua & istrinya memasuki sebuah lobi hotel kecil di Philadelpia. "Semua hotel besar dikota ini telah terisi, bisakah kau beri kami satu kamar saja?" kata pria tua itu. Pegawai hotel menjawab "semua kamar telah penuh krn ada 3 event besar yang bersamaan diadakan dikota itu,tapi saya tdk bisa menyuruh pasangan yang baik seperti Anda utk berhujan2 diluar sana pada pukul satu dini hari seperti ini, bersediakah anda berdua tidur dikamar saya?".


Keesokan harinya pada saat bayar tagihan, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel "kamulah manajer yg seharusnya jadi bos hotel terbaik di USA, krn kamu lakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani, mungkin suatu hari saya bangunkan satu hotel utkmu". Pegawai hotel itu hanya ‎​ tersenyum lebar & melupakan kata2 pria tua itu, krn dia pikir dirinya hanya seorg pegawai biasa.


Kira-kira 2 tahun kemudian, ia menerima surat yg berisi tiket ke New York & permintaan agar ia jadi tamu pasangan tua tsb. Setelah berada di New York, pria tua mengajak si pegawai hotel itu kesudut jln antara Fifth Avenue & Thirty-Fourth Street, dimana ia menunjuk sebuah bangunan baru yg luar biasa megah dan mengatakan "Itulah hotel yang saya bangun utk kau kelola". Pegawai hotel itu adalah George.C.Boldt, menerima tawaran William Waldorf Astor si pria tua, utk jadi GM dr hotel Waldorf-Astoria, yg menjadi hotel terbaik didunia pada jamannya.....

Guy's, benar sekali bahwa sikap kita dalam bekerja sangat menentukan keberhasilan kita, bila kita bekerja hanya utk mencari uang semata, maka karier / hasil yg kita peroleh biasa2 aja.. Namun jika kita bekerja dengan hati yg mau melayani org lain, dgn motivasi bahwa pekerjaan kita hrs jadi berkat buat orang lain, maka jangan kaget kalo Tuhan akan mengangkat kita & memberi kita berkat yang melimpah....

So let's work for goodness

Monday, April 12, 2010

Menghadapi Raksasa Kehidupan

Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu (1Samuel 17:45)


Pada saat kita harus berhadapan dengan kesukaran yang teramat besar. Entah berupa penyakit yang tak kunjung sembuh, atau tekanan pekerjaan yang sangat berat; entah juga berupa kehadiran "orang sulit" di dekat kita-atasan di kantor, rekan sepelayanan, klien, tetangga-sangat menjengkelkan, tetapi kita tidak bisa hindari. Atau, bisa juga berupa kebiasaan buruk yang terus membelenggu, kita ingin menjauh, tetapi tak juga bisa lepas. Semua itu membuat kita merasa kecil dan tak berdaya.

Dalam keadaan demikian, kita bisa belajar dari Daud ketika menghadapi Goliat. Secara fisik, Daud sangat tidak sebanding dengan Goliat. Daud berperawakan biasa, Goliat raksasa. Daud penggembala kambing domba, Goliat prajurit profesional. Daud bersenjata "umban dan batu" (ayat 40), Goliat bersenjata perang lengkap (1Samuel 17:5-7). Namun akhirnya, kita semua tahu, Daud berhasil mengalahkan Goliat (ayat 50). Apa kunci sukses Daud? Daud berhasil karena ia berfokus kepada Allah (ayat 45-47).


Ya, jika kita berfokus pada kesukaran yang menghadang, maka kesukaran itu akan kita rasakan berkali-kali lipat lebih besar daripada yang sebenarnya. Efeknya, kita akan merasa kecil dan tidak berdaya. Seperti kesepuluh pengintai yang diutus Musa (Bilangan 13:32,33). Kalah sebelum bertanding. Namun, kalau kita berfokus pada Allah-pada kasih dan kuasa-Nya-kita akan mendapat kekuatan ekstra untuk menghadapi segala tantangan. Kita memang lemah, tetapi Allah
yang memiliki kita, Mahakuat. Bersama-Nya kita bisa, dan tidak ada alasan untuk kita tidak sanggup mengatasi kesukaran sebesar apa pun.

DI DALAM TUHAN TIDAK ADA GUNUNG YANG TERLALU TINGGI UNTUK DIDAKI

Wednesday, April 07, 2010

Mengampuni

Pada hari Minggu pagi tanggal 8 November 1987 seorang pria Irlandia, Gordon Wilson, bersama putrinya yang berusia 28 tahun, Marie, pergi menonton pawai di kota Enniskillen di Irlandia Utara. Ketika mereka berdiri di samping sebuah dinding batu sembari menantikan kesatuan prajurit dan polisi Inggeris berbaris melewati mereka, sebuah bom dari teroris IRA (Irish Republican Army) meledak di belakang mereka.

Enam orang tewas seketika karena ledakan itu. Gordon dan putrinya terkubur beberapa meter di bawah tumpukan batu. Gordon merasakan bahu dan lengannya terluka, tetapi ia tidak dapat bergerak. Kemudian, ia merasakan ada seseorang menyentuh jari-jarinya.

Ini Ayah, kan?” bisik Marie.

“Betul, Marie,” sahut ayahnya.

Gordon mendengar suara-suara samar orang-orang yang berteriak kesakitan, kemudian suara yang jauh lebih jelas, yakni teriakan maria. Ia meramas tangan putrinya kuat-kuat sambil berkali-kali bertanya apakah ia baik-baik saja. Di antara jerit kesakitannya, Marie berkali-kali meyakinkan ayahnya bahwa ia baik-baik saja.

”Ayah, aku sangat mengasihi Ayah,” itulah kata-kata terakhir putrinya yang didengar Gordon. Empat jam kemudian, setelah mereka akhirnya diselamatkan, Marie meninggal dunia di rumah sakit karena mengalami kerusakan parah di otak dan tulang belakang.

Selanjutnya siang itu, seorang wartawan BBC ingin mewawancarai Gordon. Setelah ia menggambarkan apa yang sedang terjadi, wartawan itu bertanya kepada Gordon, ”Bagaimana perasaan anda terhadap orang yang memasang bom itu?”

Jawabannya sangat mengejutkan. ”Saya tidak membenci mereka,” sahut Gordon. ”Saya tidak dendam kepada mereka. Kata-kata yang sengit tidak akan menghidupkan Marie Wilson kembali. Saya akan berdoa malam ini dan setiap malam agar Allah mengampuni mereka.” Sebagian orang menduga bahwa pernyataan itulah yang akhirnya menenangkan kelompok-kelompok militer yang sebelumnya sangat marah terhadap pengeboman itu, dan hal itu mencegah terjadinya suatu serangan balasan yang berdarah.

Pada bulan berikutnya, banyak orang bertanya kepada Gordon yang pada akhirnya menjadi senator Republik Irlandia tentang bagaimana ia dapat mengampuni tindakan kejam yang didasari kebencian tersebut.

“Hati saya terluka,” ujar Gordon. “Saya telah kehilangan putri saya, tetapi saya tidak marah. Kata-kata terakhir Marie kepada saya, kata-kata kasih, menumbuhkan kasih saya. Saya menerima anugerah Allah untuk mengampuni melalui kekuatan kasihNya bagi saya.Selama bertahun-tahun setelah tragedi yang merengut nyawa putrinya dan yang juga nyaris merengut nyawanya sendiri itu, Gordon Wilson bekerja tanpa mengenal lelah untuk memperjuangkan kedamaian dan rekonsiliasi di Irlandia Utara sampai akhir hayatnya.

Inspirasi

Gordon Wilson telah mengalami anugerah Allah, kasih dan pengampunanNya yang melingkupi segalanya. Manakala anugerah menyentuh kehidupan kita, maka kita merasa diampuni dan dibebaskan dari belenggu pada bagian terpenting dalam kehidupan kita, dan kita pun mendapatkan anugerah untuk mengampuni orang lain. Anugerah dan pengampunan semacam itu dapat membawa kedamaian di mana ada perselisihan, membawa pemulihan di mana ada keputusasaan. Anugerah semacam itu dapat mengubah kehidupan kita dan kehidupan orang-orang di sekeliling kita, bahkan mereka yang melukai hati kita untuk selama-lamanya.

”Mengampuni dengan alasan apa pun bukanlah bentuk dari kemurahan kristiani, melainkan keadilan semata. Menjadi seorang kristiani berarti harus mengampuni hal yang tak terampuni, karena Allah telah mengampuni hal yang tak terampuni dalam diri Anda”. -

C.S LEWIS”Sebab itu, sebagai anak-anak yang terkasih, teladanilah Allah dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum bagi Allah.” -

Epesus 5: 1  Sumber: Buletin BAIT Edisi 73.

Your Opinion

Nama:
Alamat Email:
Pendapat Anda tentang blog ini:

create form
lowongan kerja di rumah