Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu (1Samuel 17:45)
Pada saat kita harus berhadapan dengan kesukaran yang teramat besar. Entah berupa penyakit yang tak kunjung sembuh, atau tekanan pekerjaan yang sangat berat; entah juga berupa kehadiran "orang sulit" di dekat kita-atasan di kantor, rekan sepelayanan, klien, tetangga-sangat menjengkelkan, tetapi kita tidak bisa hindari. Atau, bisa juga berupa kebiasaan buruk yang terus membelenggu, kita ingin menjauh, tetapi tak juga bisa lepas. Semua itu membuat kita merasa kecil dan tak berdaya.
Dalam keadaan demikian, kita bisa belajar dari Daud ketika menghadapi Goliat. Secara fisik, Daud sangat tidak sebanding dengan Goliat. Daud berperawakan biasa, Goliat raksasa. Daud penggembala kambing domba, Goliat prajurit profesional. Daud bersenjata "umban dan batu" (ayat 40), Goliat bersenjata perang lengkap (1Samuel 17:5-7). Namun akhirnya, kita semua tahu, Daud berhasil mengalahkan Goliat (ayat 50). Apa kunci sukses Daud? Daud berhasil karena ia berfokus kepada Allah (ayat 45-47).
Ya, jika kita berfokus pada kesukaran yang menghadang, maka kesukaran itu akan kita rasakan berkali-kali lipat lebih besar daripada yang sebenarnya. Efeknya, kita akan merasa kecil dan tidak berdaya. Seperti kesepuluh pengintai yang diutus Musa (Bilangan 13:32,33). Kalah sebelum bertanding. Namun, kalau kita berfokus pada Allah-pada kasih dan kuasa-Nya-kita akan mendapat kekuatan ekstra untuk menghadapi segala tantangan. Kita memang lemah, tetapi Allah
yang memiliki kita, Mahakuat. Bersama-Nya kita bisa, dan tidak ada alasan untuk kita tidak sanggup mengatasi kesukaran sebesar apa pun.
DI DALAM TUHAN TIDAK ADA GUNUNG YANG TERLALU TINGGI UNTUK DIDAKI
1 comment:
Amen, brother. God can move mountains in my life.
Post a Comment