Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar melalui Affiliate Marketing

Why Abraham's Seed?

Blog ini diberi nama Abraham's Seed "Karena jika kita adalah milik Kristus kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Gal 3:29)

This blog is named with Abraham's Seed because "If you belong to Christ, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise." (Gal 3:29)
Read full story

Sunday, August 30, 2009

Lele

Satu lagi binatang yang mengerikan dan menjijikkan tapi dimakan orang juga. Itu adalah Lele. Semua tahu bahwa lele, makan apa saja, termasuk kotoran manusia, menjijikkan memang. Tetapi bukan hanya itu, Lele juga binatang yang memangsa sesamanya. Yang besar memangsa yang kecil atau lemah.

 

Di Alkitab, kita tahu cerita : Kain membunuh Habel, Saul mengejar Daud dan sebagainya. Bukankah itu seperti Lele.

 

Tuhan panggil kita berbeda. Tuhan mau kita jadi Domba yang tak bisa melukai sesamanya, singa yang tidak memakan singa muda lainnya. Jangan tukar sifat mulia yang Tuhan berikan pada kita dengan sifat iblis yang begitu mengerikan. Jangan biarkan rohmu mendengar sampah dan kotoran tetapi makanlah Firman Tuhan. Halleluya.

 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Wednesday, August 19, 2009

Nikmatnya Rasa Sakit yang Tuhan Anugerahkan

Ini cerita lama dari acara reality show Oprah Winfrey, hari Sabtu 9 Sept 2006 di MetroTV. Pada acara tersebut ditampil-kan seorang gadis mungil berusia 5 tahun, asal USA, mengenakan kacamata plastik (mirip kacamata renang),lucu,manis, secara fisik terlihat normal (agak gemuk), dan berperilaku seperti anak-anak seusianya pada umumnya.

 

Hanya saja, si gadis kecil ini mengidap suatu penyakit bawaan sejak lahir yang sangat langka, yaitu tidak memiliki rasa sakit (tidak memiliki syaraf rasa sakit) di sekujur tubuhnya. Sejak bayi, si kecil jarang rewel, atau menangis. Hanya terkadang suhu badannya yang menghangat.

 

Penyakit bawaan yg diderita si kecil itupun baru diketahui (kalau tidak salah) ketika sang bocah mencolok-colok mata-nya karena gatal, dan tidak menangis kesakitan. Hanya saja darah tetap mengalir keluar. Akibat kejadian tersebut, satu matanya menjadi buta. Setelah kejadian itu, barulah dikenakan kacamata khusus untuk melindunginya.

 

Suatu ketika, ketika gigi si kecil sudah tumbuh, saat kedua orangtuanya agak lengah, si kecil sedang asyik menggigit-gigit jari tangannya sendiri hingga hancur. Tentu saja si kecil tetap tenang karena sama sekali tidak merasakan sakit.

 

Sebagai pencegahan, akhirnya diputuskan untuk mencabut semua giginya, tanpa sisa. Terutama sebagai pencegahan agar dia tidak sampai mengunyah lidahnya sendiri karena akan dianggap sebagai permen karet!! Karena kejadian-kejadian itulah, si kecil mendapat 'perhatian dan pengawasan extra' dari seluruh anggota keluarganya (kedua orang tuanya dan sang kakak). Karena dia telah kehilangan sensitifitas akan adanya bahaya-bahaya yang bisa menimpanya hingga kini.

 

* Bersyukurlah... karena Tuhan masih memberikan rasa sakit kpd kita, walaupun kita seringkali mengeluh karena rasa sakit tersebut. Ingatlah... karena rasa sakit yang kita miliki membawa berkah bagi kita dan orang lain... karena kita jadi tahu, bisa mengerti dan bisa ikut merasakan rasa sakit orang lain kalau tersakiti...

Sumber : GK Notes.

Tuesday, August 18, 2009

Berkat-Nya atau Pribadi-Nya

Seorang ayah setiap pulang dari luar kota , atau berpergian dari jauh, sering membawakan hadiah berupa mainan kepada anaknya yang masih kecil. Dia ingin melalui pemberian tersebut, anaknya akan dekat dengannya. Itulah cara yang paling sederhana dilakukannya untuk melepas kangen. Namun, ada waktunya ia cukup sedih ketika mainan yang ia berikan tersebut justru menjauhkan ia dari anaknya. Ternyata anaknya sekarang justru lebih asyik dengan mainan yang dia berikan, daripada dengan dia yang memberikan mainan tersebut.


Terkadang itu juga merupakan gambaran kita dengan Tuhan. Begitu sering Tuhan memberkati kita dan memberikan yang terbaik kepada kita dengan tujuan agar kita dekat dengan DIA. Nyatanya yang terjadi tidak seperti itu, kita sekarang lebih asyik dengan berkat yang DIA berikan sehingga kita hampir-hampir tidak memiliki waktu untuk Sang Pemberi berkat. Jika kita yang adalah bapa di dunia saja pasti kecewa melihat reaksi anak kita yang seperti itu, demikian juga hati Bapa ketika melihat berkat yang Dia beri justru menjauhkan kita dari-Nya.

 

Orang tua pasti akan lebih kecewa lagi jika ternyata anaknya tidak pernah kangen dengan dia, tapi “kangen” dengan mainan atau oleh-oleh yang dibawaya. Demikian juga kita bisa membayangkan hati Bapa di Surga saat kita tidak pernah merindukan Pribadi-Nya, tapi hanya merindukan berkat-berkat- Nya.

Sesungguhnya tidak ada yang paling menyenangkan Tuhan di saat kita selalu rindu untuk berjumpa, bersekutu dan menjalin keintiman dengan-Nya.

 

Jadilah anak Tuhan Yang dewasa yang merindukan pribadi-Nya lebih dari berkat-berkatnya.

" Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang."
( Yohanes 6 : 26 )

Monday, August 17, 2009

Kehendak-Mu Yang Jadi

Seorang ibu yang mempunyai anak tunggal datang kepada seorang Hamba Tuhan dan mengutarakan isi hatinya. Pendeta, “ Waktu saya berdoa, saya selalu takut untuk mengatakan kepada Tuhan, kehendakMu yang jadi. “ Karena saya takut Tuhan akan mengambil anak saya satu-satunya dan juga mungkin memberikan pencobaan-pencobaan yang berat.


Nampaknya pendapat ibu ini cukup beralasan, tetapi Hamba Tuhan tersebut menjawab, “Seandainya anak ibu datang kepada anda dan anak itu mengatakan ingin melakukan apa saja yang meyenangkan hati anda, apakah anda berpikir untuk membebani anak tersebut dengan pekerjaan berat yang tidak sanggup dilakukan oleh anak ibu?” “Oh… tidak.” Kata ibu itu, ‘ tentu saja saya akan memberikan pekerjaan yang dapat ia kerjakan dan yang tidak akan membuatnya celaka.” Lalu hamba Tuhan itu menegaskan “Apakah anda berpikir bahwa Tuhan yang penuh kasih itu tidak mempunya hati yang lebih baik daripada hati anda?”

 

Terlalu sering kita merasa takut mengatakan kepada Tuhan “KehendakMu yang jadi," kita berpikir kalau berkata demikian kita akan mendapat masalah atau pergumulan yang berat. Tuhan melebihi manusia yang paling baik sekalipun. Masihkah kita harus takut untuk berkata,” Biarlah kehendak-Mu yang jadi’ kepada Allah?

 

Jika kita berkata," Biarlah kehendak-Mu yang terjadi," itu berarti kita mengijinkan rencana Allah yang indah itu terjadi di dalam kehidupan kita. Dan itu juga berarti kita siap melihat hal-hal yang terbaik yang diberikan Allah untuk kita semua.


Segala sesuatu yang datang dari Tuhan adalah indah dan tidak pernah mencelakakan anak-anak-Nya, tetapi mendatangkan kebaikan.

 

"Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Sorga!"
( Matius 7:11 )

Wednesday, August 12, 2009

Pahlawan Kecil Ayah

Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan satu pidato
yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu. Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:


'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab eksternal, segala proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/ alami. Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? '


Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.


Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"


Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:


Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir mereka akan membiarkan ku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.


Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan sekarang sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak kesembilan nanti'


Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam
hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.


Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun masih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.


Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.


Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi
berhubungan dengan bola itu.


Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun kearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali kearah pitcher.


Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir.


Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh  dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya.


Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"


Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.


Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu Shay"

Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home, lari ke home!". Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.


Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta yang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.

Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.


Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung diantara mereka.

Thursday, August 06, 2009

Tidak Mengesankan

"Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa."

II Raja-raja 5:9

 

Naaman yang kena kusta datang ke rumah Elisa dengan Kuda dan Keretanya. Dengan kata lain dia datang dengan segala atribut kebesaran dan keagungannya sebagai Panglima Tentara. Mungkin dia mencoba untuk memberikan kesan hebat dan terhormat. Mungkin dia bermaksud mendapatkan hormat dan kekaguman dari Elisa. Mungkin juga sebagai tekanan psikologis sehingga nabi itu bisa memberi yang ia inginkan. Namun semuanya itu ternyata tidak mengesankan sama sekali buat Elisa. Bahkan Elisa tidak menemuinya. Bahkan Naaman disuruhnya mandi 7 kali di Sungai Yordan yang kotor.

 

Jangan datang ke Tuhan dengan atribut manusia apa pun. Jangan datang ke Tuhan dengan segala kebanggaan kita. Jangan datang ke Tuhan untuk menunjukkan siapa kita. Sama sekali tidak akan membuat Tuhan terkesan. Justru datanglah dengan kerendahan hati dan remuk hati. Datang dengan iman, maka Tuhan akan bertindak. Amin.

 

By His grace,

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Your Opinion

Nama:
Alamat Email:
Pendapat Anda tentang blog ini:

create form
lowongan kerja di rumah