Temukan Blueprint Rahasia untuk Meraih Ribuan Dollar melalui Affiliate Marketing

Why Abraham's Seed?

Blog ini diberi nama Abraham's Seed "Karena jika kita adalah milik Kristus kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Gal 3:29)

This blog is named with Abraham's Seed because "If you belong to Christ, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise." (Gal 3:29)
Read full story

Sunday, March 29, 2009

Keledai

Alkisah, ada seorang ayah bersama anaknya sedang melakukan perjalanan jauh ke suatu kota. mereka hanya mempunyai seekor keledai, jadi jika salah satu dari mereka sudah lelah, ia beristirahat duduk diatas keledai, supaya perjalanan mereka tidak terhambat.


Ketika itu, tiba giliran si ayah yang duduk diatas keledai, dan kebetulan seorang ibu lewat berpapasan dengan mereka. Ibu itu berkata kepada mereka: Pak! yang benar saja! apakah bapak tidak sayang sama anak bapak sendiri? masak enak-enakan duduk diatas keledai sedangkan anak bapak yang masih kecil itu dibiarkan berjalan kaki? Si ibu itu pun berlalu sambil menggerutu.


Si Ayah, menerima kritik demikian pedas, langsung turun dari pelana dan mengangkat anaknya ke atas keledai. lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka. dalam perjalanan, mereka bertemu seorang anak muda. anak muda ini berceloteh: wah, masak bapak yang sudah tua harus berjalan kaki, sedangkan anaknya yang masih kuat enak-enakan duduk? ini namanya tidak menghormati orang tua!


Sang anak, yang merasa tersindir celoteh anak muda tersebut, berkata pada bapaknya. pak, baiknya bapak saja deh yang duduk di atas keledai ini, saya masih kuat berjalan kaki. Lalu, si anak turun. namun bapaknya juga enggan naik. lalu mereka berpapasan dengan seorang pedagang. pedagang itu berkata: wah, enak-enak punya keledai tapi tidak dipakai, lebih baik saya beli saja yah?


Mereka berdua menolak tawaran pedagang tersebut. keledai itu sudah sejak lahir mereka pelihara, dan mereka sangat menyayanginya. untuk mengurungkan niat si pedagang, mereka berdua naik ke atas keledai tersebut. sang pedagang berlalu, dan beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan seorang pecinta binatang. ia berkata: dasar kalian ini manusia yang tidak punya peri kebinatangan! masak keledai satu kalian naiki berdua? bagaimana kalau kalian yang jadi keledai itu?


Singkat cerita, tibalah mereka di kota tempat tujuan mereka. dan penduduk disana geger melihat kelakuan mereka. bayangkan saja, masak si ayah sedang berjalan sambil menggendong keledainya? wah, ini pertunjukan yang benar2 aneh....


Memang aneh, hidup di dunia ini. kita dihadapkan pada hujan kritik yang bermacam-macam. ini tidak boleh, itu tidak boleh. semua kritikan kelihatan masuk akal, namun jikalau kita ikuti semua kritik tersebut, kitalah yang jadi tidak masuk akal. Diatas semuanya itu, ada hikmah yang dapat kita ambil, yaitu percaya dan bergantung hanya kepada Kata Tuhan. Sebab hanya Tuhan saja yang bisa menyelamatkan kita. Amien.


Source : Resonansi

No comments:

Your Opinion

Nama:
Alamat Email:
Pendapat Anda tentang blog ini:

create form
lowongan kerja di rumah