Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: “Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!” – Yesaya 28:13.
Tuhan menciptakan kita dengan suatu tujuan khusus. Setiap orang Kristen memiliki tugas (assignment) dalam hidupnya. Setiap kita adalah jawaban bagi seseorang di suatu tempat, di suatu saat, tetapi kita bukan jawaban bagi semua orang.
Tidak ada seorang pun yang dapat mengerti tugas yang Tuhan berikan secara keseluruhan sekaligus. Semua tugas yang Tuhan berikan bersifat progresif. Tuhan selalu memberi instruksi langkah demi langkah, tahap demi tahap.
Firman Tuhan bukan sekedar suatu gagasan, tetapi sebuah perintah/intruksi yang memiliki konsekuensi pada saat kita melakukannya.
Perintah Tuhan: sedikit demi sedikit, langkah demi langkah, tambah ini tambah itu
Kita lihat bagaimana Filipus mendapat tugas dari Tuhan melalui Roh Kudus yang memberi instruksi tahap demi tahap, langkah demi langkah. Mari kita baca Kisah Para Rasul 8:26-40 mengenai Filipus dan sida-sida dari tanah Etiopia.
Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Kisah Para Rasul 8:26-27.
Filipus berangkat tanpa mengetahui mengapa dia harus berangkat, apa yang akan dihadapinya, siapa yang akan ditemuinya. Setelah Filipus berangkat, Tuhan kemudian memberi instruksi selanjutnya.
Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. – Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: “Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?” – Kisah Para Rasul 8:27-30.
Tuhan kemudian menyuruh Filipus mendekati kereta di mana sida-sida dari negeri Etiopia itu sedang duduk dalam perjalanan pulang dari ibadah. Di situlah Filipus mengabarkan injil kepada sida-sida itu sampai akhirnya sida-sida itu memberi dirinya dibaptis oleh Filipus.
Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” (Sahut Filipus: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya: “Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”) Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. – Kisah Para Rasul 8:31-38.
Setelah tugas Filipus terhadap sida-sida itu selesai, Tuhan melarikan Filipus ke tempat lain (Asdod) untuk suatu tugas lain.
Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea. Kisah Para Rasul 8:39-40.
Filipus hidup dipimpin oleh Roh. Tuhan mengatur setiap langkah Filipus dan setiap kali menerima instruksi, Filipus segera memberi respon dengan melakukannya.
Semua ini ditulis oleh Tuhan secara spesifik agar kita dapat belajar dari pengalaman Filipus. Anda harus memberi waktu kepada Tuhan, karena Tuhan bekerja sedikit demi sedikit. Namun sayangnya, kebanyakan anak Tuhan ingin segala sesuatu serba cepat, kalau bisa instan.
“But the word of the Lord was unto them precept upon precept, line upon line, here a little, and there a little…”
Mengapa perintah tidak diberikan sekaligus?
Mengapa Tuhan memberikan instruksi kepada kita sedikit demi sedikit, tahap demi tahap dalam melakukan tugas yang Tuhan berikan? Mengapa Tuhan tidak memberi instruksi sekaligus sampai seluruh tugas selesai? Karena Tuhan lebih mementingkan hubungan intim kita dengan-Nya daripada kesuksesan dan berkat-berkat materi yang dapat Ia berikan kepada kita. Tuhan mau kita mengandalkan Dia dalam segala hal.
Tuhan tidak mau kesuksesan Anda terjadi tanpa Dia. Seluruh kesuksesan yang Anda alami haruslah dengan Dia dan untuk kemuliaan-Nya. Oleh sebab itu Tuhan sangat meresponi doa yang sifatnya mengejar (pursuit). Dia mau kita bergaul intim dengan-Nya seperti Musa dan Henokh.
Bergaul intim dengan-Nya, berpikir seperti Tuhan berpikir
Tak ada orang yang bisa masuk ke dalam destinasi yang Tuhan sediakan baginya tanpa terlebih dahulu orang itu berdamai dengan Allah. Namun Allah yang kita sembah adalah Allah yanggentle dan sopan; Allah yang memiliki aturan dan etika. Ia tidak akan masuk dalam kehidupan Anda jika Anda tidak mengijinkan dan mengundang-Nya.
Jika Anda belum pernah mengundang Yesus masuk dalam hatimu, menjadi Tuhan dan Juruselamat pribadi, mari ikuti doa ini
Ketika Anda berdamai dengan Allah dan mengundang-Nya masuk dalam kehidupan Anda, Anda lahir baru. Saat itu, Tuhan tidak lagi melihat Anda sebagai orang berdosa, tetapi Ia melihat Anda sebagai garam dan terang. Ia melihat hati Anda menyala-nyala dengan api Roh Kudus yang rindu melihat jiwa-jiwa diselamatkan dan dipulihkan hubungannya dengan Tuhan.
Pandangan-Nya terhadap Anda tidak pernah berubah, tetapi cara pandang Anda terhadap diri Anda bisa berubah karena pendapat dan perkataan orang. Bagaimana Anda melihat diri Anda, maka begitulah Anda (Amsal 23:7). Jangan ijinkan orang lain mendikte kehidupan Anda, karena itu setiap hari Anda harus melihat diri Anda seperti Tuhan melihat Anda. Satu-satunya yang dapat membuat hidup Anda aman dan berhasil adalah jika Anda memeluk status/identitas Anda di dalam Kristus. Cara berpikir Anda akan berubah jika Anda selalu bergaul intim dengan-Nya
By : Indri M. Gautama
No comments:
Post a Comment