Sering kali kita membatasi diri kita dengan pikiran kita tentang berbagai hal di kehidupan kita. Kita yang bekerja sebagai karyawan berpikir bahwa kita mendapatkan penghasilan hanya dari gaji kita dengan nilai yang tertera di slip gaji, "Yah, paling ya bulan ini dapatnya segitu, mefeet banget." Kita yang pelajar membatasi diri kita dengan berpikir bahwa "Wah kalo Mat, paling Aku hanya bisa mendapat nilai 7." Dengan cara berpikir seperti itu tanpa kita sadari kita bangun tembok / batas yang tidak dapat kita lewati.
Dua minggu lalu saya sangat diberkati oleh kotbah from my Pastor. Dia menceritakan tentang berkat Hak Kesulungan, betapa besarnya berkat yang Tuhan berikan untuk anak sulung-Nya. Kristus adalah buah sulung (1 Kor 15:23), dan jika kita tinggal di dalam-Nya (Yoh 15:4), maka kita menjadi anak sulung dan tentunya berhak mendapatkan berkat Hak Kesulungan. Ada begitu banyak berkat dari Hak Kesulungan, dan salah satunya adalah berkat yang diberikan oleh Yakub ke anaknya, Yusuf. Secara lahiriah memang Yusuf bukan anak sulung dari Yakub, namun dia diangkat menjadi orang yang teristimewa dari saudara-saudaranya, dikarenakan Ruben yang semestinya anak sulung secara lahiriah telah kehilangan haknya karena melanggar kekudusan ayahnya. Berkatnya adalah "Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok." (Kej 49:22)
Dahan-dahannya naik mengatasi tembok, it means kita bisa melewati batas-batas dalam kehidupan kita. Batas apa pun itu, ketika kita mendapatkan berkat Hak Kesulungan ini kita akan sanggup melampauinya. AMIIIIIIINNNNNNNN...
Pendapatan kita tidak terbatas hanya oleh slip gaji kita setiap bulan, study kita tidak terbatas oleh pengalaman nilai-nilai ujian yang kita dapat di masa lalu. Kita dapat menerobos, melampaui batas kita. Ketika kita 'abide in Christ Jesus' kita diangkat menjadi anak sulung-Nya dan mendapatkan janji-Nya 'Beyond the Limit'.
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Yoh 15:5
Dua minggu lalu saya sangat diberkati oleh kotbah from my Pastor. Dia menceritakan tentang berkat Hak Kesulungan, betapa besarnya berkat yang Tuhan berikan untuk anak sulung-Nya. Kristus adalah buah sulung (1 Kor 15:23), dan jika kita tinggal di dalam-Nya (Yoh 15:4), maka kita menjadi anak sulung dan tentunya berhak mendapatkan berkat Hak Kesulungan. Ada begitu banyak berkat dari Hak Kesulungan, dan salah satunya adalah berkat yang diberikan oleh Yakub ke anaknya, Yusuf. Secara lahiriah memang Yusuf bukan anak sulung dari Yakub, namun dia diangkat menjadi orang yang teristimewa dari saudara-saudaranya, dikarenakan Ruben yang semestinya anak sulung secara lahiriah telah kehilangan haknya karena melanggar kekudusan ayahnya. Berkatnya adalah "Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok." (Kej 49:22)
Dahan-dahannya naik mengatasi tembok, it means kita bisa melewati batas-batas dalam kehidupan kita. Batas apa pun itu, ketika kita mendapatkan berkat Hak Kesulungan ini kita akan sanggup melampauinya. AMIIIIIIINNNNNNNN...
Pendapatan kita tidak terbatas hanya oleh slip gaji kita setiap bulan, study kita tidak terbatas oleh pengalaman nilai-nilai ujian yang kita dapat di masa lalu. Kita dapat menerobos, melampaui batas kita. Ketika kita 'abide in Christ Jesus' kita diangkat menjadi anak sulung-Nya dan mendapatkan janji-Nya 'Beyond the Limit'.
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Yoh 15:5
No comments:
Post a Comment