Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.
Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.
Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap.
Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"
Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi.
Guru pun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.
Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup? Alangkah tidak nyamannya ..."
(Author : Unknown)
Why Abraham's Seed?
This blog is named with Abraham's Seed because "If you belong to Christ, then you are Abraham's seed, and heirs according to the promise." (Gal 3:29)
Read full story
Sunday, May 31, 2009
Busuknya Kebencian
Saturday, May 30, 2009
Mengundurkan Diri (Bag.2)
Mengapa orang mengundurkan diri? Minggu lalu sudah kita bahas, faktor utamanya adalah stamina rohani. Ya kita harus selalu ingat dan selalu harus camkan kuat di pikiran dan hati kita :
- Kita lari marathon dan bukan sprint... Butuh daya tahan dan bukan hanya kecepatan. Juga butuh kesabaran dan bukan hanya tenaga. Butuh ketekunan dan kesabaran serta tidak tergesa-gesa... itulah yang harus diperhatikan. Karena itu kita mesti bangun manusia roh kita.
- Siap untuk yang terburuk dan harapkan yang terbaik. Abraham, pada saat akan mempersembahkan Ishak punya cara berpikiran seperti itu. Di benaknya dia siap Ishak sungguh-sungguh mati, tetapi imannya juga berkata Tuhan sanggup membangkitkannya kembali.
Saudara inilah 2 faktor penting yang harus dicamkan. Dengan demikian kita jadi orang yang benar-benar 'berhitung' dengan cerdik, dan tidak perlu berpikir mengundurkan diri di tengah jalan... Puji Tuhan.
By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Thursday, May 28, 2009
Hidup Untuk Memberi
Di suatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip di sela-sela kepadatan kendaraan di sebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta.
Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut, ia menyapa akrab setiap
orang, dari Tukang Koran, Penyapu jalan, Tuna Wisma, sampai Pak Polisi. Pemandangan itu membuatku tertarik, pikiranku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan? Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau???
Untuk membunuh rasa penasaranku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai di seberang jalan, setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang. De, boleh kakak bertanya? Silakan Kak. Kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ke tukang Koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan Pak Polisi, itu apa...? Oh? itu bungkusan nasi dan sedikit lauk Kak, memang kenapa Kak!, dengan sedikit heran, sambil ia balik bertanya. Oh? tidak!, Kakak cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah lama kenal dengan mereka?
Lalu, adik kecil itu mulai bercerita, Dulu! Aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma, setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti Kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila kami mengingat waktu dulu, kami sangat-sangat sedih, namun setelah ibuku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.
Maka dari itu, Ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu, jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup, kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka.
Yang ibuku slalu katakan ?hidup harus berarti buat banyak orang ?, karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu kasih kepada sesama serta amal dan perbuatan baik kita, kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang, kenapa kita harus tunda.
Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat, hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta, ?Apa yang kita bawa??. Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati, saat itu juga aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu.
Yah? Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepadaMu. Hanya kasih yang sempurna serta iman dan pengaharapan kepada-Mulah yang dapat mengiringku masuk ke surga. "Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikatku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyakku...
Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong, ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. kasih tidak berkesudahan.
Wednesday, May 27, 2009
Mengundurkan Diri (Bag.1)
Firman berkata kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa... Orang yang mengundurkan diri adalah orang yang pernah maju atau masuk dalam lingkupan kondisi tertentu, lalu setelah melihat situasi yang membuatnya tidak tahan, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Di dalam Tuhan, bukan kondisinya yang salah, ketika kita masuk dalam panggilan dan kehendak-Nya. Tetapi lebih pada keadaan stamina rohani kita yang tidak memadai. Kita berpikir sesuatunya akan mudah dan singkat, tetapi setelah kondisi terasa berat, kita memilih untuk mundur.
Saudara yang kekasih, jika saat ini keadaan Saudara di dalam Tuhan terasa berat, mengundurkan diri bukanlah pilihan yang tepat. Tuhan tidak berkenan. Jangan mundur, karena kita mestinya tak mengenal istilah mundur. Ingat cerita kelompok orang kusta di Gerbang Samaria? Masuk kota mereka makan tahi merpati, bertahan di tembok mati perlahan-lahan, dan pilihan terbaik maju terus... Ternyata justru kelimpahan yang didapat. So... maju ya...
By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Tuesday, May 26, 2009
Kendaraan Di Surga
Tiga pria meninggal dan masuk surga.
Surga mempunyai peraturan bahwa setiap orang baik jahat maupun orang baik akan mendapat kendaraan yang pantas dengan perbuatannya.
Lelaki pertama tiba dan malaikat bertanya, "Berapa tahun kamu menikah?"
Jawab lelaki pertama, "20 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" Jawab lelaki pertama, "5 kali" "Baiklah," jawab sang malaikat, "Kamu boleh masuk tapi hanya mendapat Kijang"
Lelaki pertamapun berlalu dengan Kijangnya.
Berikutnya adalah lelaki kedua. "Berapa tahun kamu menikah?" Jawab lelaki kedua, "30 tahun" "Berapa kali kamu mengkhianati istrimu?" "2 kali" "Lumayan... Kamu pantas mendapatkan BMW"
Tibalah kini lelaki ketiga dan malaikatpun mengajukan pertanyaan yang sama yang di jawab si lelaki ketiga, "50 tahun" "Berapa kali kamu
mengkhianati istrimu?" "Tidak pernah" "Luar biasa! Ini kunci untuk Ferrari"
Suatu hari, tatkala lelaki pertama dan kedua tadi tengah mengendarai mobilnya, mereka melihat lelaki ketiga duduk di tepi jalan sambil menangis.
Mereka menghampirinya dan bertanya "Ngapain kamu nangis? ga' puas sama Ferrari ?"
Jawab lelaki ketiga sambil mengusap air matanya, "Tadi aku berpapasan dengan istriku yang sedang naik sepeda"
Sunday, May 24, 2009
God's Pharmacy - Amazing
A sliced Carrot looks like the human eye The pupil, iris and radiating lines look just like the human eye...and YES science now shows that carrots greatly enhance blood flow to and function of the eyes.
A Tomato has four chambers and is red. The heart is red and has four chambers. All of the research shows tomatoes are indeed pure heart and blood food.
Grapes hang in a cluster that has the shape of the heart. Each grape looks like a blood cell and all of the research today shows that grapes are also profound heart and blood vitalizing food.
A Walnut looks like a little brain, a left and right hemisphere, upper cerebrums and lower cerebellums. Even the wrinkles or folds are on the nut just like the neo-cortex. We now know that walnuts help develop over 3 dozen neuron-transmitters for brain function.
Kidney Beans actually heal and help maintain kidney function and yes, they look exactly like the human kidneys.
Celery, Bok Choy, Rhubarb and more look just like bones. These foods specifically target bone strength. Bones are 23% sodium and these foods are 23% sodium. If you don't have enough sodium in your diet the body pulls it from the bones, making them weak. These foods replenish the skeletal needs of the body.
Eggplant, Avocadoes and Pears target the health and function of the womb and cervix of the female - they look just like these organs. Today's research shows that when a woman eats 1 avocado a week, it balances hormones, sheds unwanted birth weight and prevents cervical cancers. And how profound is this? .... It takes exactly 9 months to grow an avocado from blossom to ripened fruit. There are over 14,000 photolytic chemical constituents of nutrition in each one of these foods (modern science has only studied and named about 141 of them).
Figs are full of seeds and hang in twos when they grow. Figs increase the motility of male sperm and increase the numbers of Sperm cells to overcome male sterility.
Sweet Potatoes look like the pancreas and actually balance the glycemic index of diabetics.
Olives assist the health and function of the ovaries
Grapefruits, Oranges , and other Citrus fruits look just like the mammary glands of the female and actually assist the health of the breasts and the movement of lymph in and out of the breasts.
Onions look like body cells. Today's research shows that onions help clear waste materials from all of the body cells They even produce tears which wash the epithelial layers of the eyes.
Saturday, May 23, 2009
Khotbah
Seorang Katolik menulis surat kepada Editor sebuah surat kabar dan mengeluhkan kepada para pembaca bahwa dia merasa sia-sia pergi ke gereja setiap minggu. Tulisnya, "saya sudah pergi ke gereja selama 30 tahun dan selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu - demikian pun para pastor itu telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu."
Surat itu menimbulkan perdebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Perdebatan itu berlangsung berminggu-minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian: "Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan itu yang dilakukan istri saya. Tapi saya tahu bahwa masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja. Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada saya, maka saya sudah lama meninggal." Sejak itu tak ada lagi komentar tentang khotbah.
Sunday, May 17, 2009
Making Wishes Come True
In Phoenix , Arizona , a 26-year-old mother stared down at her 6 year old son, who was dying of terminal leukemia. Although her heart was filled with sadness, she also had a strong feeling of determination.
Like any parent, she wanted her son to grow up and fulfill all his dreams. Now that was no longer possible. The leukemia would see to that. But she still wanted her son's dream to come true.
She took her son's hand and asked, 'Billy, did you ever think about what you wanted to be once you grew up ? Did you ever dream and wish what you would do with your life ?'
Mommy, 'I always wanted to be a fireman when I grew up.'
Mom smiled back and said, 'Let's see if we can make your wish come true.'
Later that day she went to her local fire Department in Phoenix , Arizona , where she met Fireman Bob, who had a heart as big as Phoenix.
She explained her son's final wish and asked if it might be possible to give her 6 year-old son a ride around the block on a fire engine.
Fireman Bob said, 'Look, we can do better than that. If you'll have your son ready at seven o'clock Wednesday morning, we'll make him an honorary Fireman for the whole day. He can come down to the fire station, eat with us, go out on all the fire calls, the whole nine yards !
And if you'll give us his sizes, we'll get a real fire uniform for him, with a real fire hat - not a toy -- one-with the emblem of the Phoenix Fire Department on it, a yellow slicker like we wear and rubber boots.' 'They're all manufactured right here in Phoenix , so we can get them fast..'
Three days later Fireman Bob picked up Billy, dressed him in his uniform and escorted him from his hospital bed to the waiting hook and ladder truck. Billy got to sit on the back of the truck and help steer it back to the fire station. He was in heaven.
There were three fire calls in Phoenix that day and Billy got to go out on all three calls. He rode in the different fire engines, the Paramedic's' van, and even the fire chief's car.
He was also videotaped for the local news program. Having his dream come true, with all the love and attention that was lavished upon him, so deeply touched Billy, that he lived three months longer than any doctor thought possible.
One night all of his vital signs began to drop dramatically and the head nurse, who believed in the hospice concept - that no one should die alone, began to call the family members to the hospital. Then she remembered the day Billy had spent as a Fireman, so she called the Fire Chief and asked if it would be possible to send a fireman in uniform to the hospital to be with Billy as he made his transition.
The chief replied, 'We can do better than that. We'll be there in five minutes. Will you please do me a favor ? When you hear the sirens screaming and see the lights flashing, will you announce over the PA system that there is not a fire ?' 'It's the department coming to see one of its finest members one more time. And will you open the window to his room ?'
About five minutes later a hook and ladder truck arrived at the hospital and extended its ladder up to Billy's third floor open window -------- 16 fire-fighters climbed up the ladder into Billy's room !! With his mother's permission, they hugged him and held him and told him how much they LOVED him.
With his dying breath, Billy looked up at the fire chief and said, 'Chief, am I really a fireman now ?'
'Billy, you are, and The Head Chief, God, is holding your hand,' the chief said.
With those words, Billy smiled and said, 'I know, He's been holding my hand all day, and the angels have been singing.'
He closed his eyes one last time.
Friday, May 15, 2009
John 3:16
A little boy was selling newspapers on the corner, the people were in and out of the cold. The little boy was so cold that he wasn't trying to sell many papers. He walked up to a policeman and said, 'Mister, you wouldn't happen to know where a poor boy could find a warm place to sleep tonight would you? You see, I sleep in a box up around the corner there and down the alley and it's awful cold in there for tonight. Sure would be nice to have a warm place to stay.'
The policeman looked down at the little boy and said, 'You go down the street to that big white house and you knock on the door. When they come out the door you just say John 3:16, and they will let you in.' So he did. He walked up the steps and knocked on the door, and a lady answered. He looked up and said, 'John 3:16.' The lady said, 'Come on in, Son.'
She took him in and she sat him down in a split bottom rocker in front of a great big old fireplace, and she went off. The boy sat there for a while and thought to himself: John 3:16...I don't understand it, but it sure makes a cold boy warm.
Later she came back and asked him 'Are you hungry?' He said, 'Well, just a little. I haven't eaten in a couple of days, and I guess I could stand a little bit of food,' The lady took him in the kitchen and sat him down to a table full of wonderful food. He ate and ate until he couldn't eat any more. Then he thought to himself: John 3:16...Boy, I sure don't understand it but it sure makes a hungry boy full.
She took him upstairs to a bathroom to a huge bathtub filled with warm water, and he sat there and soaked for a while. As he soaked, he thought to himself: John 3:16 ... I sure don't understand it, but it sure makes a dirty boy clean. You know, I've not had a bath, a real bath, in my whole life. The only bath I ever had was when I stood in front of that big old fire hydrant as they flushed it out.
The lady came in and got him. She took him to a room, tucked him into a big old feather bed, pulled the covers up around his neck, kissed him goodnight and turned out the lights. As he lay in the darkness and looked out the window at the snow coming down on that cold night, he thought to! himself: John 3:16...I don't understand it but it sure makes a tired boy rested.
The next morning the lady came back up and took him down again to that same big table full of food. After he ate, she took him back to that same big old split bottom rocker in front of the fireplace and picked up a big old Bible. She sat down in front of him and looked into his young face. 'Do you understand John 3:16? ' she asked gently. He replied, 'No, Ma'am, I don't. The first time I ever heard it was last night when the policeman told me to use it,' She opened the Bible to John 3:16 and began to explain to him about Jesus. Right there, in front of that big old fireplace, he gave his heart and life to Jesus. He sat there and thought: John 3:16 -- don't understand it, but it sure makes a lost boy feel safe.
You know, I have to confess I don't understand it either, how God was willing to send His Son to die for me, and how Jesus would agree to do such a thing. I don't understand the agony of the Father and every angel in heaven as they watched Jesus suffer and die. I don't understand the intense love for me that kept Jesus on the cross till the end. I don't understand it, but it sure does make life worth living.
John 3:16 For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life.
Thursday, May 14, 2009
Two Wolves
One evening an old Cherokee told his grandson about a battle that goes on inside people. He said, "My son, the battle is between two "wolves" inside us all.
One is Evil. It is anger, envy, jealousy, sorrow, regret, greed, arrogance, self-pity, guilt, resentment, inferiority, lies, false pride, superiority, and ego.
The other is Good. It is joy, peace, love, hope, serenity, humility, kindness, benevolence, empathy, generosity, truth, compassion and faith."
The grandson thought about it for a minute and then asked his grandfather: "Which wolf wins?"
The old Cherokee simply replied, "The one you feed."
Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Mat 4:4
Wednesday, May 13, 2009
Besarnya Penghargaan
Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi. Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya, "Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini."
Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu.
Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si anjing.
Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya. Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat "Papan informasi jam perjalanan ".
Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat "Papan informasi jam perjalanan " dan kemudian duduk disalah satu bangku yang disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke tempat duduknya. Bus lain datang. Sekali lagi bus lainnya datang. Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik. Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut. Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si anjing Melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.
Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.
Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya.
Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, "Apa yang kau lakukan ..? Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya."
Pria itu menjawab, "Kau katakan anjing ini pintar ...? Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!"
Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda. Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain. Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita. Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh. Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.
Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita menghadapi pilihan yang sama. Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini, apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan, atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima. Semuanya terpulang pada diri Anda sendiri. Tetapi jangan lupa mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah.
Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik per hari. Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?
Tuhan memberkati
Tuesday, May 12, 2009
Seribu Banding Satu
Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya (Kejadian 40:23)
Salah satu dialog dalam film "Dumb and Dumber" yang masih saya ingat adalah ketika Lloyd Christmas menyatakan cinta kepada Mary Swanson. Mary menolak. Lloyd tidak menyerah. Ia bertanya, berapa banyak kesempatan yang ia miliki untuk mendapat cinta Mary. Lalu wanita itu menjawab: seribu banding satu. Anehnya, Llyod justru bersorak gembira mendengarnya. "Itu berarti saya masih memiliki kesempatan, kan?"katanya.
Begitulah seorang yang optimis. Ia akan berfokus pada kesempatan yang ada, sekecil apa pun kesempatan itu. Karenanya ia akan selalumempunyai pengharapan; tidak akan patah arang dalam kesusahan.
Yusuf juga seorang yang optimis. Ia tidak putus berharap, pun ketikaia berada dalam penjara. Ia menolong juru minuman dengan menafsirkan mimpinya. Lalu ia berpesan, "Ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini" (ayat 14). Kesempatan yang Yusuf miliki itu memang tidak besar, buktinya si juru minuman kemudian melupakannya (ayat23). Namun, justru dari kesempatan kecil tersebut, Yusuf mengawali kisah suksesnya di Mesir.
Mungkin saat ini kita tengah berada dalam "penjara kesulitan". Dan kesempatan yang kita miliki untuk keluar dari situ begitu kecil. Jangan berkecil hati. Jangan menyerah. Teruslah berusaha. Lakukan apa yang bisa dilakukan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Ingatlah bahwa dari kesempatan kecil itu tidak jarang tersedia jalan yang lebar bagi kesuksesan. Seperti yang Yusuf alami
KESEMPATAN SEKECIL APAPUN ITU MENUNJUKKAN MASIH ADANYA HARAPAN
Monday, May 11, 2009
Kapsul Kesembuhan
(Untuk diperkatakan)
1. Akulah tubuh Kristus dan iblis tidak berkuasa atasku, karena aku mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. (1 Kor 12:27; Rm 12:21)
2. Aku berasal dari Allah dan telah mengalahkan iblis, sebab Roh yang ada di dalamku, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia. (1 Yoh 4:4)
3. Aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku, Tuhan, FirmanMu dan RohMu menghibur aku. (Mzm 23:4)
4. Aku akan jauh dari tekanan dan ketakutan tidak akan mendekat kepadaku. (Yes 54:14)
5. Setiap senjata yang ditempa terhadapku tidak akan berhasil karena kebenaranku datangnya dari Tuhan. Tetapi apa saja yang kuperbuat berhasil karena aku seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air. (Mzm 1:3)
6. Sebab Engkau akan mendatangkan kesembuhan bagiku, Engkau akan mengobati luka-lukaku, demikianlah firman Tuhan. (Yer 30:17)
7. Tuhan akan memelihara kesehatanku juga, dan aku akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan (Yes 58:11)
8. Tuhan akan menjauhkan segala penyakit dari padaku karena aku mendengarkan peraturan-peraturan itu dan melakukannya dengan setia. (Ul 7:12, 15)
9. DisampaikanNya FirmanNya dan disembuhkanNya aku. (Mzm 107:20)
10. Engkaulah Tuhan yang menyembuhkan aku. (Kel 15:26)
11. Engkau sendiri telah memikul dosaku di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya aku yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya aku telah sembuh. (1 Pet 2:24)
12. Aku mempergunakan perisai iman dan memadamkan semua panah api dari si jahat. (Ef 6:16)
13. Kristus telah menebusku dari kutuk hukum Taurat, sebab itu aku melarang sakit penyakit apapun juga mengenai tubuhku. Setiap penyakit, kuman dan setiap virus yang menyentuh tubuhku langsung mati di dalam nama Yesus. Setiap organ dan setiap jaringan dan sel tubuhku harus berfungsi dengan kesempurnaan menurut fungsi yang diciptakan Tuhan, dan aku melarang terjadinya gangguan atau kegagalan fungsinya di dalam tubuhku, di dalam nama Yesus. (Gal 3:13; Rm 8:11; Kej 1:30; Mat 16:19)
14. Aku seorang pemenang dan aku menang oleh darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksianku. (Wah 12:11)
Perhatian :
Untuk mengalahkan penyakit, kekuatiran dan ketakutan, kapsul-kapsul ini dapat diucapkan sebagai pengakuan 3x 1 hari. Overdosis tidak mengakibatkan efek sampingan. Boleh dilakukan sebanyak yang diperlukan.
Sunday, May 10, 2009
Dunamis
Matius 25 bercerita tentang tiga hamba yang diberi kepercayaan sejumlah talenta, masing-masing menurut KESANGGUPANNYA. Menarik sekali karena kata "kesanggupan" di sini adalah kata DUNAMIS. Yang artinya "power" atau "miraculous power". Ternyata di dalam hidup kita, Tuhan sudah memberikan kuasa untuk melakukan mujizat. Itu ada di dalam kita dan bukan di luar kita. Ada yang kecil, ada yang besar porsinya. Tetapi sekecil apapun, itu adalah kuasa untuk melakukan mujizat. Bayangkan betapa selama ini kita mencari sesuatu yang sebenarnya sudah ada di dalam kita. Kita berteriak meminta sesuatu yang sebenarnya Tuhan sudah berikan kepada kita.
Dan yang lebih mentakjubkan adalah: Kuasa mujizat yang di sini adalah kuasa untuk melipatgandakan segala sesuatu yang Tuhan berikan. Baca lagi perumpamaan itu, buang kepahitan dan ketakutan dalam hidupmu dan melangkahlah. Biarkan lewat tangan kita mujizat demi mujizat terjadi... Puji Tuhan
By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Thursday, May 07, 2009
Can You Be God's Kiss?
Namun pertama-tama, saya ingin menceritakan tentang salah satu konser terindah yang pernah saya tonton...
Air mata saya bercucuran hari itu.
Saya menonton salah satu konser terindah di dunia..
Konser ulang tahun seorang sahabat karib saya dan pewarta Kerygma -Alvin Barcelona.
Alvin mengerti tentang konser. Ia terlahir untuk menyanyi. Bersama Legendaris Freddie Aguilar, pendengarnya tersebar di seluruh penjuru Eropa dan Asia.
Tapi saat ulang tahunnya beberapa hari lalu, ia mempertunjukkan konser yang sangat berbeda.
Di luar kebiasaannya mengenakan pakaian "penyanyi rakyat" - kemeja yang kedodoran, celana yang kasar - Alvin berpakaian tahun 90-an, lengkap dengan setelan berwarna gelap dan dasi. (Petunjuk: Ia percaya ia sedang pentas bagi para pembesar.) Bahkan pemain band-nya pun mengenakan dasi!
Dan di luar kebiasaannya menyanyikan rock dan nyanyian rakyat, ia melantunkan lagu-lagu cinta tradisional Filipin. Lagu-lagu seperti Dahil sa Iyo dan Ikaw lamang ang aking iibigin. Di hari ulang tahunnya, Alvin menyanyi bagi yang sangat tua, yang sakit, yang buta, yang lumpuh, yang cacat mental, yang termiskin dari yang paling miskin - orang-orang yang tidak akan pernah mampu untuk membayar tiket konser. Kecuali dengan senyuman dan air mata mereka.
Ya, pada hari ulang tahunnya, Alvin Barcelona memberi sebuah konser yang sangat eksklusif di Anawim, pelayanan kami bagi orang-orang yang telantar.
Saya selalu suka menyaksikan penampilan Alvin. Tapi hari itu sangat berbeda. Meskipun yang termiskin dari yang paling miskin yang menjadi hadirinnya, ia pentas seakan ia sedang bernyanyi bagi kaum bangsawan. Ia memberi semua yang ia miliki karena ia percaya pendengarnya pantas mendapat yang terbaik.
Saya menangis terus hari itu. Saya menangis sebab saya melihat sahabat-sahabat tua saya menangis karena gembira.
Saya menangis sebab saya melihat Oma Rosario menyanyikan lirik setiap lagu dengan ingatan yang sempurna - sekalipun ia mengalami gangguan otak.
Saya menangis sebab saya melihat Gilbert, seorang pria di atas kursi roda, yang tidak dapat berbicara jelas karena sebuah kecelakaan mobil, menyanyi seperti Tom Jones.
Saya menangis sebab saya melihat Judith, seorang wanita berusia 50 tahun yang bermental seperti anak 6 tahun, menari dengan suatu kebebasan yang sudah dilupakan oleh kebanyakan dari kita.
Percayalah, kami semua menangis dan tertawa di saat yang bersamaan.
Hari itu, sepertinya Surga turun dan mencium mereka.
Dan ciuman itu bernama Alvin Barcelona.
Tidak terlalu sulit untuk menjadi ciuman Tuhan di dunia ini.
Alvin mempunyai suatu karunia dari Tuhan. Karunia untuk menyanyi dan mempertunjukkannya dalam konser yang bagus sekali. Jadi apa yang ia lakukan? Ia menggunakan karunianya, mengasahnya, mengembangkannya, dan membagikannya pada dunia. Dan ia memberinya pada mereka yang tidak akan pernah dapat membayarnya.
Dan Tuhan memakainya untuk menjadi ciumanNya di hari yang spesial itu.
Di manapun Anda berada saat ini, ada orang-orang di sekeliling Anda yang sangat membutuhkan ciuman Tuhan. Mereka yang kesepian, yang telantar, yang miskin, yang sakit...
Apa karuniamu, teman?
Cari. Gunakan. Dan Anda juga akan menjadi ciumanNya di dunia ini.
Semoga impian Anda menjadi kenyataan.
Bo Sanchez
Wednesday, May 06, 2009
Mencoba Bersyukur Kembali
"Something to share, take a moment to read....it should make you smile as deep in your heart you know that is how we should live our life"
"Aku tak selalu mendapatkan apa yang kusukai, oleh karena itu aku selalu menyukai apa pun yang kudapatkan"
Kata - kata di atas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tenteram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita.Kita akan selalu merasa kurang Dan tak bahagia.....
Ada dua hal yang sering membuat Kita tak bersyukur.
Pertama : Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tetapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target Dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. ....
Tapi anehnya, ketika keinginan itu sudah didapatkan,Kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak puas, kita ingin yang lebih lagi.Jadi betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi"KAYA" dalam arti yang sesungguhnya. Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang kaya adalah orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh -boleh saja kita memiliki keinginan, tapi Kita perlu menyadari bahwa berbagai keinginan inilah yang menjadi akar perasaan tidak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan kurang berkecukupan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Ini sebenarnya suatu keinginan yang wajar. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tetapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur. Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding - bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemana pun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Saya ingat , pertama kali bekerja saya senantiasa membandingkan penghasilan saya dengan rekan - rekan semasa kuliah. Perasaan ini membuat saya resah dan gelisah. Sebagai mantan mahasiswa teladan dikampus, saya merasa gelisah setiap mengetahui ada kawan satu angkatan yang memperoleh penghasilan di atas saya. Nyatanya, selalu saja ada kawan yang penghasilannya melebihi saya. Saya menjadi gemar bergonta - ganti pekerjaan, hanya agar tidak kalah dengan rekan - rekan saya. Saya bahkan tak peduli dengan jenis pekerjaannya, yang penting gajinya lebih besar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa hal ini tak akan pernah ada habisnya. Saya berubah dan mulai mensyukuri apa yang saya dapatkan. Kini saya sangat menikmati pekerjaan saya.
Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu..." Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu." Si pengunjung manggut -mangggut, tetapi begitu lewat sel lain ia terkejut melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak , " Lulu, Lulu .., " " Orang ini juga punya masalah dengan Lulu ?" tanya pengunjung itu keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.... ".
Hidup kita akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan cerita mengenai sorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapalnya karam, namun tetap bahagia. Ketika ditanya kenapa demikian, ia menjawab, " Saya mempunyai dua anak laki - laki. Yang pertama sudah meninggal, yang kedua hidup di seberang lautan ini. Kalau berhasil selamat, saya sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga....... ."
Bersyukurlah. ..
Bersyukurlah bila kamu belum memiliki segala sesuatu yang kamu inginkan ... Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?
Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu tentang sesuatu Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar..
Bersyukurlah untuk masa - masa yang sulit..Di masa itulah kamu tumbuh.....
Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. .. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang..
Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ...Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu ...
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat ...Itu memberi pelajaran yang berharga ...
Mungkin mudah untuk Kita bersyukur ketika mengalami hal - hal baik ....
Namun, hidup yang berkelimpahan justru datang pada mereka yang tetap dapat bersyukur pada masa masa yang sulit.
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif .. Karena itu, temukan cara bersyukur ketika menghadapi permasalahan, maka semua itu akan menjadi berkat bagimu ..
[unknown author]
Tuesday, May 05, 2009
Tombol Merah Dan 3000 Jiwa Pun Selamat
Cina adalah salah satu negara dimana di sana Tuhan sering memberi hak istimewa pada parapengikutnya untuk mengalami penderitaan dan penganiayaan -- namun tentunya juga keajaiban luar biasa sebagai pernyataan dari kuasa-Nya. Walaupun kekristenan di Barat telah menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan bahwa Anda bisa mendapatkan salah satu dari hal itu tanpa harus mengalami pengalaman lainnya, namun hal tersebut sebenarnya merupakan kombinasi antara salib dengan kebangkitan, penderitaan dengan kemuliaan Tuhan yang akan memiliki dampak paling lama di negara itu. Paul dan Joy Hattaway dari Asia Harvest menceritakan pengalaman ini:
Ketika gelombang penganiayaan melanda seluruh Cina pada tahun 1950- an, pastor Li juga ditangkap di daerah selatan propinsi Guangdong. Dia dituduh melakukan "kegiatan-kegiatan kontra revolusioner" dan dihukum dengan menjalani kerja paksa di sebuah pertambangan biji besi yang terletak di daerah ujung timur laut Cina. Istri Li dan 5 anaknya, termasuk si bungsu yang masih bayi, tidak punya lagi penopang keluarga. Akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung dengan pastor Li dengan menempuh perjalanan sejauh 2000 mil ke Heilongjiang demi memungkinkan mereka dapat mengunjunginya lebih sering, dan supaya mereka dapat lebih dekat seandainya suatu saat terjadi keajaiban, yaitu pastor Li dibebaskan.
Keluarga itupun menjual semua yang mereka miliki dan membeli tiket untuk perjalanan naik kereta api selama seminggu. Ketika telah sampai, mereka menggunakan papan kayu tua dan selembar kain terpal untuk membuat sebuah gubuk reot di jalan dekat kamp pekerja itu. Pastor Li menjalani kerja paksa itu selama 14 jam tiap harinya, dengan makanan yang tak layak, dalam temperatur udara yang mendekati titik beku. Beliau pun meninggal 3 bulan kemudian.
Ketika keluarganya mendengar berita duka itu, mereka pun merasa sangat terpukul dan putus asa. Istri Li tak mampu lagi melihat adanya masa depan bagi mereka, dan ingin mengakhiri hidupnya. Anak- anaknya menjadi terabaikan. Akhirnya, ia berkata pada anak-anak itu bahwa ia akan pergi untuk mencari kerja. Si sulung berkata, "Jangan, Bu, ibu tidak boleh pergi bekerja. Adik yang masih bayi membutuhkan ibu. Dia selalu menangis mencari ibu sepanjang hari. Saya saja yang bekerja." Gadis berusia 12 tahun itu pun pergi menghadap kepala kamp pekerja itu dan berkata padanya, "Ayah saya telah dikirim ke tempat yang tidak mengenal Tuhan ini karena dia mengasihi Yesus Kristus. Itulah satu-satunya pelanggaran yang dia lakukan. Ayah adalah orang baik, yang mengasihi orang lain dan membantu mereka. Sekarang ayah telah tiada, dan kami di sini tidak mempunyai makanan, uang dan tempat tinggal. Kami bahkan tak bisa kembali lagi ke selatan. Saya ingin tahu kalau saja ada pekerjaan yang dapat saya lakukan di kamp ini." Kepala kamp itu masih ingat dengan pastor Li, dan tahu bahwa gadis kecil itu adalah putrinya Li. Di dalam hatinya terbersit rasa kasihan, dan ia pun berkata,"Aku punya pekerjaan untukmu, tapi membosankan, dan bayarannya rendah." Gadis kecil itu tanpa ragu-ragu segera mengambil pekerjaan itu.
Kepala kamp membawanya ke lokasi di mana 3000 pekerja paksa itu menambang biji besi. Ia berkata padanya, "Kamu lihat tombol merah itu? Tugasmu adalah berdiri di dekat tombol itu sepanjang hari, dan jika ada yang menyuruhmu memencetnya, kamu harus segera melakukannya. Itu adalah tombol alarm untuk membunyikan tanda peringatan di dalam tambang di bawah tanah. Ketika suara tanda peringatan berbunyi, para pekerja harus segera keluar secepatnya. Kamu tidak boleh memencet tombol itu sembarangan, harus hanya ketika ada yang menyuruhmu." Dan si sulung kecil dari keluarga Li itu pun berdiri di sebelah tombol itu sepanjang hari demi hari, minggu demi minggu. Ketika menerima upah pertamanya, kegembiraan luar biasa segera meliputi dirinya dan seluruh keluarganya meski besarnya hanya beberapa dolar saja.
Di suatu siang, mendadak dia mendengar suatu suara "Pencet tombolnya!". Dia melihat dan berputar ke sekelilingnya, mencoba mencari tahu suara siapakah itu, namun tak seorang pun yang kelihatan. Tak lama kemudian, terdengar sekali lagi suara, "Cepat! Pencet tombolnya, sekarang!". Masih tak ada seorang pun yang kelihatan, dan dia mulai berpikir bahwa dia telah kehilangan akalnya. Dia hanya harus memencet tombol peringatan ketika ada sesuatu yang gawat, dan saat ini, semuanya kelihatan baik-baik saja. Beberapa detik kemudian, kembali sebuah suara terdengar, kali ini dengan nada yang sangat mendesak "Li Kecil, pencet tombolnya sekarang!" Kali ini dia segera menyadari bahwa itu adalah suara Tuhan-nya yang berkata padanya. Dia tidak mengerti alasan kenapa dia harus memencet tombol itu, tapi dia tahu bahwa dia harus menuruti- Nya.
Alarm pun dibunyikan, dan 3000 orang segera naik ke permukaan secepatnya, dengan bingung dan penasaran apa yang telah terjadi. Kepala kamp juga berlari keluar dari kantornya, ingin tahu kenapa gadis kecil itu memencet tombol merah. Hanya berselang beberapa saat setelah pekerja terakhir meninggalkan lokasi pertambangan, sebuah gempa bumi hebat mengguncang tempat itu. Seluruh area pertambangan itu runtuh dan tak ada seorang pun yang mampu membangunnya kembali sampai saat ini. Suatu keheningan yang mencekam segera meliputi tempat itu saat guncangan gempa bumi itu berakhir, semua orang memandangi sosok kecil dan ringkih yang telah menekan tombol merah itu. Akhirnya, suara kepala kamp segera memecah keheningan, "Kawan Li, bagaimana ... bagaimana Anda tahu kalau harus menekan tombol merah itu?" Li Kecil menjawab sekeras-kerasnya, "Tuhan Yesus Kristus-lah yang menyuruh saya untuk memencet tombol merah itu. Ia menyuruh saya tiga kali sebelum saya melakukannya. Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan bagi kita untuk mengenal Allah yang hidup dan yang sejati. Dia mencintai kalian semua dan Dia baru saja menunjukkan kasih-Nya dengan menyelamatkan kalian semua. Kalian harus berbalik dari dosa-dosa kalian dan memberikan hidup kalian pada-Nya!" Sekitar 3000 pekerja dan kepala kamp segera berlutut dan berdoa supaya Yesus mengampuni mereka dan mau hidup dalam hati mereka semua. (t/ary)
Sumber: Asia Harvest Newsletter
Related Articles : Good Story, Doa
Monday, May 04, 2009
Kebutuhan = Kesempatan
Suatu saat, Yesus menyuruh murid-Nya membawa seekor keledai milik orang lain, guna dipinjam-Nya untuk Dia masuk kota Yerusalem. Dan alasan yang dipakai-Nya adalah: Tuhan memerlukannya... Wow, coba renungkan... Tuhan memerlukan sesuatu? Tidakkah itu berlebihan? Bukankah Dia pencipta atas semuanya yang tidak memerlukan apapun? Ya memang benar demikian. Tuhan bisa menciptakan apapun bagi diri-Nya. Tetapi kalau Dia berkata kepada kita bahwa Dia memerlukannya, maka mengertilah bahwa itu sebuah Kesempatan yang Tuhan berikan buat kita. Kesempatan untuk ber partner dengan Dia, kesempatan untuk dipakai-Nya, kesempatan untuk diberkati dengan limpah, kesempatan hidup dalam anugerah-Nya, kesempatan memiutangi-Nya sehingga Tuhan akan membalas dengan limpah segala sesuatunya.
Saudara yang kekasih... Tuhan memerlukannya...
By His grace,
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Related Articles : Bukan Urusanmu, Naik Untuk Memberi
Sunday, May 03, 2009
Pengakuan Iman
(untuk diperkatakan sepanjang bulan Mei 2009)
Kami percaya bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang :
1. Takut akan Tuhan dan hanya kepada-Nya kami menyembah. (Filipi 2:10-11)
2. Penuh belas kasihan dan mengalami lawatan Tuhan di akhir jaman. (Yudas 1:22 "dan beberapa orang mempunyai belas kasihan, sehingga membuat perbedaan" [KJV] & Lukas 1:78)
3. Bersatu dalam ketulusan dan saling mengasihi. Membuang semua dendam & sakit hati. Semua perbedaan menjadi kekuatan dan bukan penyebab kehancuran. (Yohanes 17:21 & Kolose 3:12-13)
4. Bebas dari hutang, kutuk, luka masa lalu dan putus hubungan dengan semua kuasa iblis / okultisme. (1 Korintus 7:23 & Kolose 1:13)
5. Semua kutuk diubah jadi berkat dan semua rancangan si jahat digagalkan. Hanya rancangan Tuhan yang jadi. (Kejadian 50:20)
6. Memiliki kemampuan untuk mewarisi, mengelola dan mengembangkan semua potensi dan kekayaan yang Tuhan berikan. (1 Tawarikh 4:10)
7. Diberkati dan berkelimpahan roh, jiwa, tubuh dan jadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. (Yohanes 10:10B & Ulangan 28:2-8,10)
Friday, May 01, 2009
Doa Sang Juara
Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil Balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap Anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.
Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan Tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha...sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."
Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala Itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa Kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. "Aku, hanya bermohon pada Tuhan,supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
***
Teman, anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya.
Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diberikan kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?
Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, Dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat Perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang saleh.
Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian.Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu semua. Amin
Related Articles : Sangkar Burung Kosong, Titik Hitam di Atas Kertas Putih